Mendag Ungkap Kesepakatan di TIIMM G20: Reformasi WTO hingga Perdagangan Digital

23 September 2022 18:47 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Investasi/BKPM Bahlil Lahadalia berbincang jelang pertemuan G20 TIIMM di Nusa Dua, Badung, Bali, Kamis (22/9/2022). Foto: Nyoman Hendra Wibowo/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Investasi/BKPM Bahlil Lahadalia berbincang jelang pertemuan G20 TIIMM di Nusa Dua, Badung, Bali, Kamis (22/9/2022). Foto: Nyoman Hendra Wibowo/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan atau Zulhas mengungkapkan perhelatan G20 Trade, Investment, and Industry Ministerial Meeting (TIIMM) menghasilkan sejumlah capaian konkret bidang perdagangan. Setidaknya, ada enam kesepakatan yang dihasilkan.
ADVERTISEMENT
"Pertama soal reformasi badan perdagangan dunia atau World Trade Organization (WTO), negara G20 menegaskan pentingnya memperkuat prinsip dasar WTO serta sepakat bahwa reformasi WTO adalah kunci untuk memperkuat kepercayaan dalam sistem perdagangan multilateral," kata Mendag di Nusa Dua, Bali, dikutip dari Antara, Jumat (23/9).
Zulhas mengatakan negara anggota juga berkomitmen memanfaatkan momentum positif hasil konferensi tingkat menteri ke-12 lalu untuk terlibat dalam diskusi aktif dan konstruktif menuju konferensi tingkat menteri WTO ke-13.
Kedua, peran sistem perdagangan multilateral dalam memperkuat agenda target pembangunan berkelanjutan, di mana anggota G20 sepakat atas pentingnya sistem perdagangan multilateral dalam mendorong tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan atau SDG's.
Ketiga, respons perdagangan investasi dan industri dalam mengatasi pandemi dan mendukung arsitektur kesehatan global, yakni negara G20 menyepakati pentingnya peran sistem perdagangan multilateral untuk meningkatkan ketahanan dari pandemi dan arsitektur kesehatan global termasuk menegaskan dukungan atas hasil yang dicapai dalam konferensi tingkat menteri WTO ke-12 lalu.
ADVERTISEMENT
"Keempat, perdagangan digital dan rantai nilai global. Negara anggota G20 menegaskan bahwa rantai nilai global berperan penting dalam mendorong partisipasi negara berkembang khususnya bagi UMKM perempuan dan wirausaha muda ke dalam perdagangan global. G20 juga sepakat mendorong perdagangan digital yang inklusif," ujar Zulhas.
Kelima, peningkatan investasi berkelanjutan untuk pemulihan ekonomi global. Dalam hal ini, negara G20 menggarisbawahi pentingnya investasi berkelanjutan untuk pemulihan ekonomi yang kuat.
Terakhir, koherensi antara perdagangan, investasi dan industri, di mana anggota G20 menegaskan peran sistem perdagangan multilateral untuk mengembalikan produktivitas industri dan menyepakati koherensi kebijakan perdagangan dan investasi dengan kebijakan industri untuk mengatasi tantangan di masa depan.
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan bertemu Menteri Perdagangan Arab Saudi, Kamis (22/9). Foto: Dok. kemendag
Di sela rangkaian G20, Indonesia mengadakan pertemuan bilateral dengan 13 negara mitra yaitu Australia, Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, India, Inggris, Kanada, Korsel, Selandia Baru, Singapura, Spanyol, persatuan Emirat Arab, dan Uni Eropa.
ADVERTISEMENT
Indonesia juga mengadakan pertemuan dengan satu organisasi internasional yaitu United Nation Economic and Social Commission Asia and The Pacific.
Selain itu sebagai upaya konkret untuk mengoptimalkan hubungan perdagangan Indonesia dengan negara mitra, telah dilakukan penandatanganan kontrak antara pelaku usaha Indonesia dengan mitra negara-negara di atas.
"Upaya ini bentuk nyata utilisasi konsesi yang dimiliki Indonesia dengan negara mitra sekaligus merupakan etalase bagi seluruh pemangku kepentingan untuk dapat mengoptimalkan manfaat ekonomi dan perjanjian perdagangan bilateral yang dimiliki Indonesia," ungkap Zulhas.
Adapun kontrak dagang yang ditandatangani di sela-sela acara tersebut yakni mencapai 23 kontrak dengan nilai hampir USD 1 miliar.
"Satu di antaranya yang membanggakan merupakan kontrak kerja sama pengembangan sumber daya manusia di bidang IT yang akan dimanfaatkan untuk perdagangan jasa dalam hal ini antara pelaku usaha Australia dengan Indonesia dalam kerangka Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement," pungkas Zulhas.
ADVERTISEMENT