Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Mendag Zulhas Perintahkan Bulog Impor Beras 500 Ribu Ton!
7 Desember 2022 13:46 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Surat perintah dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto untuk meminta agar segera diizinkan impor beras sudah diteken.
Sebelum beri izin, Zulhas mengaku sempat menolak adanya wacana impor beras. Pasalnya, informasi yang diterima dari Kementerian Pertanian (Kementan), beras di dalam negeri dalam kondisi berlebih atau surplus.
"Impor beras itu, menurut data Kementan beras stok kita 7 juta. Oleh karena itu, rapat dua kali saya menolak impor beras karena datanya surplus," kata dia.
Namun pasokan tersebut dipertanyakan dalam rapat terbatas (ratas) yang dipimpin Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hingga akhirnya Kementan diberikan waktu lebih dari 6 hari, tetapi pasokan itu belum didapatkan.
"Kemudian kita ratas dipimpin pak Presiden 'kalau begitu mana berasnya?' agar dibeli, stok Bulog bisa ditambah. Karena stok beras operasi pasar terus stoknya sedikit lagi. Karena stok itu harus 1,2 juta ton," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Melihat kondisi ini, Presiden Jokowi memutuskan untuk memberi izin impor beras. "Ratas memutuskan bidang pangan ada Bapanas, dipimpin Menko dan bapak Presiden diputuskan kita harus menambah cadangan Bulog, tetapi dibeli di luar negeri," pungkas Zulhas.
Mentan Tidak Masalah Impor Beras, Tapi Harganya
Di sisi lain, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo buka suara soal wacana importasi beras yang akan dilakukan pemerintah tahun ini. Menurutnya, isu utamanya adalah bukan perkara Indonesia jadi impor atau tidak, melainkan bagaimana pemerintah menekan harga beras yang melonjak.
"Kalau saya bicara neraca, sesuai laporan bupati, gubernur, sesuai kondisi lapangan, enggak ada masalah. Yang masalah kan bukan impor atau tidak, tapi kenapa harga ini kita sikapi secara bersama," kata Syahrul saat ditemui di Istana Negara, Rabu (6/12).
ADVERTISEMENT
Untuk menangani lonjakan harga beras, Syahrul mengatakan dirinya juga akan berkoordinasi dengan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas). Dia melihat kemungkinan adanya permasalahan di perdagangan yang membuat harga beras naik. Selain itu, Syahrul juga menyoroti kenaikan BBM turut mengerek harga beras.
"Cost salah satunya, cost produksi naik, BBM naik, segala macam," tegasnya.
Kemudian, Syahrul menjelaskan dari sisi pasokan beras nasional saat ini, Indonesia akan memasuki puncak musim panen pada April 2023. Namun, untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, ia mengatakan masih ada pasokan dari hasil panen sebelumnya.
"Ada bulan-bulan tertentu di mana kita tidak panen maksimal, bukan puncak panen. Desember itu bukan puncak panen sampai nanti Januari Februari akhir. Baru April itu puncak panen, tapi sebelumnya kan masih ada yang tersisa di kita," tandasnya.
ADVERTISEMENT
Adapun saat ini, wacana importasi beras semakin kencang menyusul belum terpenuhinya serapan beras di Bulog sebanyak 1,2 juta ton hingga akhir Desember 2022 nanti.