Menengok Kebiasaan Mahasiswa China Belanja Online

1 Februari 2018 18:30 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Selain sistem pembayaran nontunai, industri e-commerce atau online shopping juga berkembang sangat pesat di China. Sampai-sampai di Tiongkok, ada festival belanja online yang bertepatan pada tanggal 11/11‬ setiap tahunnya.
ADVERTISEMENT
Tua, muda, pejalar, karyawan, hingga dosen kegandrungan belanja online. Bahkan, mahasiswa asing yang belajar di China juga menikmati kemudahan dan kenyamanan belanja online yang dikelola oleh Alibaba (Taobao) hingga ‪JD.com‬.
Tareq, pelajar asal Bangladesh, mengaku sangat nyaman berbelanja online di China. Berbagai macam produk seperti minyak goreng, alat tulis, pakaian hingga peralatan elektronik dibelinya dari toko online besutan Alibaba, Taobao.
Berbekal smartphone, ia bisa mencari berbagai macam produk yang diinginkan di dalam aplikasi online shopping. Untuk pembayaran, aplikasi nontunai terkoneksi dengan layanan online shopping, sehingga ia tak perlu pergi ke mesin ATM.
Bird box belanja online di Xiamen University (Foto: Feby Dwi Sutanto/kumparan)
Alhasil, belaja online hanya memakan waktu beberapa menit. Ia cukup santai di atas kasur dan tanpa harus berpindah untuk melakukan transaksi belanja online.
ADVERTISEMENT
“Saya biasa beli berbagai kebutuhan kayak minyak goreng hingga produk fashion. Selain bisa membandingkan harga, banyak pilihan produk dan tentunya gratis biaya pengiriman,” ujar Tareq dilaporkan kontributor kumparan (kumparan.com) di China Feby Dwi Sutianto, Kamis (1/2).
Untuk pengambilan barang, Tareq cukup pergi ke mesin (bird box) yang berada di depan asrama, Xiamen University. Ia akan memperoleh notifikasi kedatangan barang dan tentunya ia bisa melacak keberadaan barangnya.
Bila barang tiba, pesan akan masuk ke ponselnya dan ia cukup memasukkan kode pengambilan pada mesin pengambilan. Pilihan lain, ia bisa men-scan barcode pada mesin pengambilan. Selanjutnya, pintu bird box akan terbuka secara otomatis dan barang bisa diambil.
“Waktu kedatangan sekitar 2-3 hari sejak pembelian barang, bahkan bisa 1 hari saja,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Tumpukan paket belanja online (Foto: Feby Dwi Sutanto/kumparan)
Pejalar China: 2 Kali dalam Seminggu, Saya Belanja Online
Pengalaman belanja online juga diceritakan oleh pejalar China. Hong, mahasiswi asal Kota Xiamen, mengaku lebih memilih belanja di toko online daripada offline. Selain lebih murah dan kerap memperoleh potongan harga, ia bisa membandingkan berbagai produk sejenis di toko online.
“Belanja online jelas lebih murah daripada belanja di toko offline. Selain itu, kamu juga bisa membandingkan harga karena banyak sekali produknya. Umumnya, gratis biaya pengiriman,” ujar Hong.
Dalam sepekan, ia bisa berbelanja rata-rata sampai 2 kali di aplikasi online shopping. Barang-barang yang dibeli ialah pakaian, makanan, kosmetik hingga sepatu.
Bird box belanja online di Xiamen University (Foto: Feby Dwi Sutanto/kumparan)
“Saya mengunjungi toko online sekitar 5 kali dalam seminggu dan setiap minggu saya akan belanja 2 kali,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Selama belanja online, Hong tak pernah mengalami cerita buruk seperti produk di luar harapan atau tak sesuai dengan gambar. Alasannya, ia sangat selektif dalam melakukan transaksi.
“Sebelum transaksi, saya selalu mengecek komentar produk dan indeks dari toko online. Saya sangat teliti untuk hal itu karena komentar pembeli dan kredibilitas indeks toko sangat penting dalam berbelanja online,” tegasnya.