Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Menengok Tambang Emas Tujuh Bukit Milik Bumi Suksesindo di Banyuwangi
23 Juli 2018 16:15 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
ADVERTISEMENT
Sejak 2012 lalu, PT Bumi Suksesindo Tbk (BSI) melakukan eksplorasi tambang emas dan perak di Gunung Tujuh Bukit di Pesanggaran, Banyuwangi , Jawa Timur. BSI merupakan anak usaha dari PT Merdeka Copper Gold Tbk dengan kode emiten MDKA.
ADVERTISEMENT
kumparan berkesempatan untuk mengunjungi area tambang di atas gunung yang bersebelahan dengan Pantai Pulau Merah ini. Dalam kunjungan ke area tambang, mulanya awak media mampir ke kantor administrasi BSI yang berada di muka area.
Tak lama kemudian, awak media langsung menuju bukit paling atas. Tampak ada beberapa aktivitas tambang yang mencolok, salah satunya heap leach atau pelindihan batu-batu dan tanah di sana untuk diambil bijih emas dan peraknya.
Wakil Kepala Teknik Tambang BSI Ismed Gazali Siregar mengungkapkan usai proses pelindihan, batu-batu halus itu dibawa ke area lain di sekitar tambang untuk dijejerkan membentuk undakan atau terasering.
Dalam sistem heap leach, batuan yang mengandung mineral ditumpuk di suatu tempat khusus. Disebut khusus karena tempat ini dibangun dengan alas plastik HDPE menyerupai sebuah wadah (containment). Tempat ini dibangun dengan lapisan clay dan HDPE Liner serta dipasang alat monitor untuk menjaga dan memastikan agar cairan tersebut tidak mencemari lingkungan.
Di undakan inilah, kata Ismed, bijih emas dan perak yang sudah dihaluskan, disiram oleh dua cairan sianida dan reagen. Teknologi heap leach ini katanya sangat ramah lingkungan sebab tidak menimbulkan tailing atau limbah emas dari merkuri.
ADVERTISEMENT
“Dengan heap leach ini, (batu-batunya) kita siram dengan reagen dan sianida yang kita lapisi dengan plastik jadi airnya enggak mengalir langsung pemukiman. Plastik HDPE-nya 7 lapisan. Plastik itu akan tetap ada. Jadi ramah lingkungan, enggak menghasilkan tailing,” katanya saat ditemui di area tambang, Senin (23/6).
Teknologi heap leach belum banyak dilakukan di perusahaan tambang lain. Di Indonesia, katanya, baru ada dua perusahaan yang menggunakan teknologi ini, yaitu BSI dan Newmont (sekarang menjadi PT Amman Mineral Nusa Tenggara). Cairan sianida dan reagen disemprotkan menghasilkan kadar emas 80%.
Adapun tebal perundakan heap leach sekitar 10 meter. Saat ini baru ada 3 lapis. Perusahaan, kata Ismed menargetkan 14 lapis. Untuk memastikan air bekas pengolahan tidak mencemari lingkungan, BSI membuat 6 dam atau penampungan air.
ADVERTISEMENT
“Air dari daerah plastik ini masuk ke dam yang ada plastiknya. Ini ada 6 dam. Di atas itu ada 2 untuk air bersih lalu sisanya itu dam untuk pengendali lingkungan. Air dari sini digunakan untuk produksi dan karyawan. Jadi saat air itu kita lepas, sesuai dengan baku mutu,” jelasnya.
Lebih lanjut, Ismed mengatakan di gunung milik PT Perhutani ini, ada 5 lubang yang telah digali perusahaan. Dari 5 lubang itu, memiliki kandungan kadar emas dan perak yang berbeda. Dari 5 itu, katanya baru 2 lubang yang secara masif dieksploitasi.
“Satu gunung ada 5 lubang. Antar lubang-lubang itu enggak terlalu banyak. Dari awal sampai akhir ini 5 lubang saja. Awal tahun cuma dua. Kita gali di sini, emas dan perak. Kadarnya per lubang beda-beda,” ucapnya.
ADVERTISEMENT
Sebagai catatan, Selama tahun 2017, BSI berhasil memproduksi emas sebanyak 142.468 oz dengan keuntungan Rp 603 miliar. Sedangkan pada tahun 2018, produksi emas Tambang Tujuh Bukit diperkirakan sebesar 155.000-170.000 oz emas. Tambang BSI memiliki rencana usia tambang (life of mine/LOM) selama 9 tahun dengan total produksi 1,0 juta oz emas dan 2,8 juta oz perak, termasuk logam yang dihasilkan selama 2017.
Cadangan Mineral Tujuh Bukit diestimasikan sebesar 1,9 milliar ton pada 0,45% tembaga dan 0,45g/t emas mengandung kira-kira 8,7 juta ton logam tembaga dan 28 juta oz emas.