news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Mengaku Benamkan Miliaran Rupiah, Warga Tagih Imbal Hasil Investasi

13 Juni 2019 22:43 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aksi demonstrasi di kediaman MS. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Aksi demonstrasi di kediaman MS. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Sejumlah warga mendatangi sebuah rumah di Komplek Alam Asri Residence, Kota Cimahi, pada Kamis (13/6). Mereka datang untuk menagih uang imbal hasil investasi, yang dijanjikan MS sang pemilik rumah.
ADVERTISEMENT
Warga yang datang mengaku telah menginvestasikan dana masing-masing sebesar puluhan juta rupiah, kepada MS yang juga merupakan pemilik sebuah stasiun radio di Bandung.
Kordinator aksi, Dadang Hermawansyah menuturkan, aksi yang dilakukan kali ini merupakan yang kedua kalinya. Sebelumnya, mereka telah melakukan aksi serupa yang berujung penahanan sertifikat rumah milik MS.
Menurut Dadang, dalam aksi terdahulu MS juga berjanji akan menemui warga dan mempertanggungjawabkan dana yang telah dihimpunnya, paling lambat pada 5 Juni 2019. Tapi janji itu tak terwujud, sehingga warga kembali menggeruduk rumah MS.
"Itu sudah saya nego lagi tetapi sampai saat ini orangnya ingkar sampai sekarang pun saya tidak ada komunikasi. Sudah ditelepon dan WA juga enggak direspons, akhirnya saya gerakkan lagi," ujar dia ketika dihubungi.
ADVERTISEMENT
Dadang menyebut, total dana yang dihimpun MS mencapai Rp 82 miliar. Adapun korban yang tertipu oleh perbuatannya mencapai lebih dari 300 orang dan berasal dari berbagai wilayah di Indonesia.
"Semuanya sekarang sudah Rp 100 miliar lebih kalau ditotal. Yang melapor ada 300 orang itu yang wilayah Bandung saja," ungkap dia.
Dadang menuturkan, dirinya ikut serta berinvestasi karena tergiur dengan tawaran MS melalui siaran radio Mora. Setelah melakukan investasi, korban dijanjikan akan memperoleh keuntungan namun sampai kini tidak ada imbal hasil yang diserahkan kepada pemilik dana.
Adapun bidang investasi MS, mulai dari budidaya kesemek hingga deposito berjangka.
Aksi demonstrasi di kediaman MS. Foto: Dok. Istimewa
"Di Radio Mora propagandanya sangat menarik dengan iming-iming minimal 15 juta jangka waktu 3 tahun itu diakumulasikan per 6 bulan. Maka akan dapat keuntungan dengan pokok disatukan memang sebagian dapat satu kali tapi itu uang kita juga dikembalikan. Pinter dia," terang dia.
ADVERTISEMENT
"Janji balik modal keuntungannya melebihi bunga bank. Katakanlah Rp 15 juta kalau (diinvestasikan) tiga tahun, (bisa) diambil menjadi Rp 57,5 juta. Apalagi yang (investasi) 100 juta," tambah dia.
Dadang sendiri mengaku menginvestasikan dana sebesar Rp 30 juta untuk budi daya kesemek pada tahun 2015 lalu. MS berjanji akan mengelola kebun kesemek di suatu lahan yang memberi keuntungan melimpah. Namun, ternyata lahannya pun tidak ada.
"Saya (investasi) Rp 30 juta untuk investasi pembudidayaan kesemek. Jadi dia akan mengolah kesemek di suatu lahan. Nah, kesemek itu akan diolah menjadi obat kemudian dijual mahal dan saya pernah beli. Tapi ternyata lahannya juga tidak ada. Jadi fiktif itu," jelas dia.
"Boro-boro keuntungan modal saja enggak dikembalikan. Apalagi yang ratusan juta," sambung dia.
ADVERTISEMENT
Meski kembali didatangi warga ke rumahnya, MS gagal dijumpai dan tak diketahui keberadaannya. Dadang mengaku, sebelumnya juga telah berulang kali menghubungi MS, namun tak kunjung mendapat tanggapan.
Langkah hukum atas dugaan kasus investasi bodong ini, menurutnya juga sudah ditempuh. "Sudah lapor ke polisi, ke Polda. Nanti rencana kami akan berikan surat ke Kapolda proses penanganan kasus ini sudah sampai mana," kata dia.