Mengenal Istilah Manajer Investasi, Portofolio Efek, dan Nilai Aktiva Bersih

8 Maret 2021 12:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi investasi. Foto: Getty Images
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi investasi. Foto: Getty Images
ADVERTISEMENT
Generasi milenial kini semakin melek investasi. Adapun salah satu jenis instrumen investasi yang layak dipertimbangkan adalah reksa dana. Namun sebelum menjajal jenis investasi ini, ada baiknya investor terlebih yang masih pemula, belajar dulu soal hal-hal yang terkait langsung dengan reksadana.
ADVERTISEMENT
Seperti diketahui, reksa dana ini mirip produk deposito yang ada di bank. Atau bisa juga disebut sebagai wadah untuk menghimpun dana dari investor. Dana tersebut dihimpun melalui manajer investasi (MI). Nantinya manajer investasi inilah yang akan menginvestasikan dana yang terkumpul ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Lalu siapa itu MI? Manajer investasi adalah orang atau perusahaan yang secara profesional mengelola dana nasabah dalam berbagai instrumen investasi, mulai dari investasi saham, obligasi, dan instrumen-instrumen lainnya, dengan tujuan memperoleh keuntungan bagi para investor yang sudah mempercayakan dananya pada mereka.
Untuk mengelola dana nasabah, MI harus mengantongi izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Selain itu, para pengurus dalam perusahaan manajer investasi juga harus memiliki lisensi perorangan, yakni wakil manajer investasi (WMI).
ADVERTISEMENT
Dengan demikian tentu saja tugas MI adalah mengelola aset atau uang investor, melakukan analisis untuk memilih dan menentukan instrumen investasi yang akan dibeli, serta melaporkan hasil investasi.
Misalnya, investor memilih berinvestasi di reksa dana saham, maka nantinya dana yang terkumpul dari investor akan diinvestasikan ke berbagai saham oleh manajer investasi (MI). Inilah yang juga disebut sebagai portofolio reksa dana yaitu komposisi instrumen investasi yang dibentuk oleh manajer investasi sesuai kebijakan investasi.
Dalam melakukan pemilihan saham atau stock picking, manajer investasi juga melakukan analisa dan riset. Ada beberapa riset yang akan dilakukan oleh manajer investasi antara lain riset bersifat top-down, riset yang bersifat bottom-up, analisa fundamental, dan analisa teknikal. Riset top-down berarti dilakukan mulai dari level makroekonomi ke level sektor/industri kemudian ke level perusahaan/saham, sebaliknya bottom-up dilakukan mulai dari level perusahaan/saham ke level sektor kemudian ke level makroekonomi.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi bermain saham. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Sedangkan analisa fundamental didasarkan pada data-data mendasar perusahaan seperti laporan keuangan atau kondisi ekonomi sementara analisa teknikal berdasarkan pergerakan harga saham di masa lalu atau statistik pasar.
Adapun aset reksa dana saham ini akan dititipkan dan diadministrasikan oleh bank kustodian. Dari pengelolaan reksa dana ini, baik manajer investasi dan bank kustodian, keduanya akan memperoleh imbalan berupa biaya manajer investasi dan biaya bank kustodian. Kedua biaya ini sudah diperhitungkan dalam nilai aktiva bersih (NAB) yang dipublikasikan setiap hari.
Lalu apa itu NAB reksadana? NAB reksadana adalah jumlah total dana yang dikelola oleh manajer investasi atas produk reksa dana dimaksud. NAB reksadana juga sering disebut sebagai dana kelolaan reksa dana atau asset under management (AUM).
ADVERTISEMENT
Cara menghitung NAB adalah total harga pasar atas aset (seperti saham, surat utang dan deposito) dalam portofolio suatu reksa dana, ditambah dengan biaya pencadangan bunga dari surat utang atau deposito pada portofolio, dikurangi biaya-biaya operasional reksa dana seperti biaya pengelolaan, biaya kustodi, pajak dan lainnya. Hasilnya, NAB adalah nilai yang sudah bersih (net) yang tidak lagi terkena pajak.
Pergerakan NAB bisa berubah-ubah tergantung pada nilai aset dalam portofolio reksa dana tersebut. Selain itu, NAB juga bisa berubah seiring dengan bertambah atau berkurangnya unit penyertaan. Jadi, pertumbuhan NAB berkaitan tidak hanya dengan kinerja asetnya tetapi juga dengan banyaknya investor yang membeli (subscribe) reksa dana tersebut. Artinya NAB atau dana kelolaan yang besar mencerminkan kepercayaan investor kepada reksa dana dan manajer investasi yang mengelolanya.
ADVERTISEMENT
Namun perlu diingat, NAB berbeda dengan harga reksa dana yang menjadi acuan investor ketika melakukan transaksi reksa dana. Harga reksadana diwakilkan dengan NAB per unit penyertaan atau NAB/UP. Adapun NAB per unit diperoleh dengan cara total NAB reksa dana dibagi dengan total jumlah unit penyertaan reksa dana yang beredar. Pergerakan NAB reksadana per unit ini juga menunjukkan kinerja reksa dana.
Jadi, kapan mau mulai investasi?