Mengenal Konsep Rempang Eco City Batam yang Ditolak Warga hingga Konflik

13 September 2023 8:22 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pulau Rempang. Foto: Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Pulau Rempang. Foto: Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Pengembangan proyek Rempang Eco City di Pulau Rempang menuai konflik antara warga setempat dan pihak kepolisian. Para warga melawan lantaran enggan untuk direlokasi.
ADVERTISEMENT
Aksi ricuh tak terelakan saat para warga berunjuk rasa di depan kantor BP Batam, Senin (11/9) lalu. Mereka berteriak dan melempar botol minuman, demikian keterangan tertulis Humas BP Batam.
Pengunjuk rasa melemparkan flare ke arah petugas, diikuti dengan pelemparan botol, batu, kayu, tang besi, ketapel dan berujung memasuki kantor BP Batam.
Lalu sebetulnya bagaimana konsep dari Rempang Eco City ini?
Mengutip dari laman BP Batam, Rempang Eco City merupakan salah satu proyek yang terdaftar dalam Program Strategis Nasional 2023 yang pembangunannya diatur dalam Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 7 Tahun 2023 yang disahkan pada 28 Agustus.
Proyek ini merupakan kawasan industri, perdagangan, hingga wisata terintegrasi yang ditujukan untuk mendorong daya saing dengan Singapura dan Malaysia. Proyek tersebut akan digarap oleh PT Makmur Elok Graha (MEG) dengan target investasi mencapai Rp 381 triliun pada 2080.
ADVERTISEMENT
Untuk menggarap Rempang Eco City, PT MEG diberi lahan sekitar 17.000 hektare yang mencakup seluruh Pulau Rempang dan Pulau Subang Mas. Pemerintah juga menargetkan, pengembangan Rempang Eco City ini akan menyerap sekitar 306.000 tenaga kerja hingga 2080.
Badan Pengusahaan (BP) Batam dan PT Makmur Elok Graha (MEG) menandatangani perjanjian pengembangan Rempang Eco-City di Kantor Menko Perekonomian Airlangga Hartarto pada 12 April 2023. Foto: HO/BP Batam/Antara
PT MEG merupakan rekan BP Batam dan Pemkot Batam. Nantinya, perusahaan itu akan membantu pemerintah menarik investor asing dan lokal dalam pengembangan ekonomi di Pulau Rempang.
Sebelumnya pemerintah berencana merelokasi warga Rempang, Batam, yang berada di lokasi pembangunan pabrik kaca terintegrasi hasil kerja sama Pemerintah Indonesia dengan Xinyi Group pada Juli lalu di Chengdu, Tiongkok.

Akan Dibangun Pabrik Kaca Terbesar dari China

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia sempat mengunjungi secara langsung kawasan tersebut pada Agustus 2023 lalu. Kunjungan itu merupakan tindak lanjut arahan Presiden Jokowi untuk segera melaksanakan pengembangan Kawasan Rempang.
ADVERTISEMENT
“Kita hanya diberikan waktu dua bulan untuk segera melakukan implementasi investasinya. Ini bukan hal yang mudah. Tapi investasi adalah instrumen untuk dapat menggenjot lapangan pekerjaan dan perekonomian negara kita,” ungkap Bahlil saat itu.
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengunjungi kawasan yang akan menjadi lokasi pembangunan pabrik kaca terintegrasi di Kawasan Rempang, Batam, Minggu (13/8/2023). Foto: Dok. BKPM
Pemerintah berencana merelokasi warga Rempang, Batam, yang berada di lokasi pembangunan pabrik kaca terintegrasi hasil kerja sama Pemerintah Indonesia dengan Xinyi Group pada Juli lalu di Chengdu, Tiongkok.
Adapun Xinyi Group merupakan Perusahaan asal Tiongkok yang bergerak di bidang pembuatan kaca dan panel surya. Perusahaan ini sebelumnya telah memiliki pabrik kaca terintegrasi terbesar di dunia yang ada di Tiongkok, dan Indonesia akan menjadi titik lokasi pabrik terbesar kedua.
Total investasi yang akan digelontorkan dari proyek di Kawasan Rempang ini sekitar USD 11,5 miliar atau sekitar Rp 117,42 triliun dengan total penyerapan tenaga kerja sebanyak 35 ribu orang.
ADVERTISEMENT