Mengenal Ma Huateng, Orang Terkaya di China Berharta Rp 861 T dari Bisnis Game

12 November 2020 20:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ma Huateng, CEO Tencent. Foto: Bobby Yip/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Ma Huateng, CEO Tencent. Foto: Bobby Yip/Reuters
ADVERTISEMENT
China memang negara yang menumbuhsuburkan industri digital di dunia. Sebab, petinggi perusahaan digital terkemuka di China memimpin kekayaan terbesar di dunia.
ADVERTISEMENT
Perkenalkan Ma Huateng, pria kelahiran Chaoyang, provinsi Guangdong, China ini sukses menjadi orang terkaya di China nomor dua. Huateng terkenal sebagai sosok pendiam dan jauh dari publikasi media, berbeda dengan Jack Ma yang terbuka dan eksentrik.
Mengutip forbes.com pada Kamis (12/11), kekayaan Ma Huateng mencapai USD 56,5 miliar atau lebih dari Rp 861 triliun. Dalam catatan Forbes, Ma Huateng berhasil mencatatkan namanya di berbagai gelar kekayaan. Antara lain Billionaires 2020 ke-20, China Rich List 2019 ke-2, Powerful People 2018 ke-27, dan Richest in Tech 2017 ke-8.
Maklum saja, di usianya yang baru menginjak 48 tahun itu, Ma Huateng berhasil sukses besar dengan Tencent-nya. Aplikasi utama yang diusung oleh perusahaannya, WeChat, mampu meraup jumlah pengunduh hingga satu juta pengguna. Pada akhir 2015, QQ memiliki sekitar 850 juta pengguna aktif bulanan dan aplikasi pesan WeChat yang pertama kali diperkenalkan tahun 2011 memiliki sekitar 650 juta pengguna, serta waralaba game seperti 'Honor of Kings' telah mendapatkan lebih dari 200 juta pemain per bulan,
ADVERTISEMENT
Pria yang punya panggilan Pony Ma itu tercatat punya total kekayaan sebesar 58,2 miliar dolar AS atau senilai lebih dari Rp 861 triliun. Sungguh angka yang sangat fantastis bagi pengusaha yang belum saja menginjak usia kepala lima itu.
Namun, jauh sebelum sukses besar seperti sekarang, Ma Huateng harus melalui banyak rintangan dan proses kehidupan yang cukup rumit. Ia tak serta merta terlahir kaya raya dan berlimpah harta.
Tencent Holding Ltd. Foto: REUTERS/Bobby Yip
Tak Suka Bergaul dan Penggila Komputer
Huateng merupakan anak seorang manajer pelabuhan dan lulusan ilmu komputer di Universitas Shenzhen. Ia dikenal tidak suka bergaul dan penggemar berat komputer. Bahkan Ma bertemu dengan istrinya, Wang Danting, setelah tiga bulan mengobrol di QQ, aplikasi pesan yang ia ciptakan.
ADVERTISEMENT
Pony Ma, panggilannya, sulit diwawancarai. Bahkan, analis Hong Kong yang bertugas meliput Tencent tidak yakin apakah ia tinggal di Shenzhen atau tidak, sebagai lokasi markas Tencent.
Sebelum mendirikan Tencent, Huateng bekerja mengembangkan perangkat lunak dengan gaji per bulan setara 176 dolar AS atau sekitar Rp 2 juta. Pada tahun 1998, ia kemudian mendirikan Tencent dengan teman sekelasnya di universitas dan tiga lainnya.
Gurita Bisnis Tencent di Dunia Internet
Layanan pesan berbasis internet bernama QQ menjadi produk pertama Tencent dan sukses menjadi salah satu platform pesan instan terpopuler di China. Tencent juga memperluas layanannya di bidang media internet, mulai dari layanan pesan, situs e-commerce, media online, game, dan hiburan interaktif lainnya, hingga situs jejaring sosial, iklan online, serta transaksi online.
ADVERTISEMENT
November 2017, Tencent menjadi perusahaan Asia pertama yang melampaui lebih dari valuasi pasar 500 miliar dolar AS dan membuat sahamnya lebih bernilai dibandingkan Facebook.
Saham milik Huateng yang sebesar 8,6 persen membuat kekayaan pribadinya meningkat dua kali lipat pada 2017 dan sekarang mencapai lebih dari 50 miliar dolar AS.
Pada akhir 2015, QQ memiliki sekitar 850 juta pengguna aktif bulanan dan aplikasi pesan WeChat yang pertama kali diperkenalkan tahun 2011 memiliki sekitar 650 juta pengguna, serta waralaba game seperti 'Honor of Kings' telah mendapatkan lebih dari 200 juta pemain per bulan,
Tencent juga mengoperasikan situs jejaring sosial Qzone, yang telah mencatatkan lebih dari 670 juta pengguna aktif bulanan dan menjadikannya jaringan sosial terbesar ketiga di dunia. Keberhasilan Tencent di berbagai bidang membuat Ma Huateng sebagai orang terkaya China di awal 2018.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Moneyweek, Ma Huateng disebut memiliki pemikiran yang strategis dan sangat disiplin. Bahkan, analis teknologi Matthew Brennan mengatakan, "Beberapa orang mendeskripsikannya seperti kalajengking, ia akan menunggu dan kemudian menyerang."
Kini, kita bisa melihat bagaimana sang kalajengking berhasil menyerang lawannya untuk menjadi yang terkaya di Negeri Tirai Bambu.