Mengenal Risyanto Suanda, Dirut Perum Perindo yang Kena OTT KPK

24 September 2019 10:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dirut Perum Perindo Risyanto Suanda Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Dirut Perum Perindo Risyanto Suanda Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Komisi Pemberantasan Korupsi melakukan operasi tangkap tangan terhadap jajaran direksi Perum Perikanan Indonesia (Perindo). Salah satu yang ditangkap adalah Direktur Utama Perum Perindo, Risyanto Suanda. Penangkapan itu diduga terkait dengan kasus dugaan suap.
ADVERTISEMENT
Risyanto sendiri baru diangkat menjadi Dirut Perindo pada Desember 2017 lalu. Risyanto menggantikan posisi Syahril Japarin.
Pria kelahiran Karawang, 24 Februari 1976, memang tidak asing dengan dunia perikanan. Dia meraih gelar Sarjana Perikanan dengan spesialisasi pengelolaan sumberdaya perikanan dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta pada tahun 1998. Kemudian gelar Magister Sains bidang remote sensing untuk pengelolaan wilayah pantai diraih di Universitas Gadjah Mada pada tahun 2001 melalui beasiswa dari Bank Dunia.
Tidak hanya lihai di sektor perikanan, pria yang akrab disapa Aris tersebut juga berpengalaman di bidang bisnis dan manajemen. Aris pernah memimpin beberapa perusahaan di antaranya sebagai Direktur PT Geo Solusi Indonesia (2007-2008), Founder dan CEO PT Mitratech Andal Sinergia (2008-2016), Founder Mitra Agri Selaras (2008-2016) dan Komisaris PT Mulia Abadi Suplai (2013-2016).
ADVERTISEMENT
Kiprah Aris sebagai pebisnis yang cukup sukses dan mumpuni rupanya terendus Kementerian BUMN, yang tengah mencari figur yang tepat untuk ditempatkan sebagai pimpinan tertinggi di Perum Perindo. Aris pun kemudian ditawari menduduki jabatan sebagai Direktur Usaha di Perum Perindo pada Maret 2017 dan akhirnya benar-benar menjabat sebagai Direktur Utama Perum Perindo per Desember 2017.
"Jadi waktu itu setelah melalui proses assesment, fit and proper, terus kemudian resminya di Maret 2017 saya mulai bergabung di Perum Perikanan Indonesia. Jadi saya ini dulunya di dunia profesional, kemudian di entrepreneur, kemudian di dunia profesional juga tapi di Badan Usaha Milik Negara," ungkap Risyanto saat berbincang dengan kumparan beberapa waktu lalu.
Dirut Perum Perindo Risyanto Suanda Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Bekerja di perusahaan BUMN seperti Perum Perindo menjadi tantangan sendiri untuk Risyanto. Apalagi lini bisnis Perum Perindo cukup banyak seperti pengelola pelabuhan perikanan, penangkapan, dan perdagangan ikan. Tidak hanya itu, Perum Perindo memiliki budi daya udang vaname hingga ikan kerapu.
ADVERTISEMENT
Di tangan Risyanto, lini bisnis Perum Perindo justru moncer. Jumlah pendapatan perusahaan naik signifikan.
Perum Perindo di tahun 2016 baru mendulang pendapatan sekitar Rp 225 miliar. Pada 2017 angkanya melonjak menjadi Rp 650 miliar. Sedangkan di tahun 2018, atau tepat 1 tahun masa kepemimpinan Risyanto, jumlah pendapatan Perum Perindo tembus Rp 1 triliun.
Perolehan pendapatan senilai Rp 1 trilliun tersebut berasal dari tiga sektor yakni pendapatan di sektor pelabuhan senilai Rp 191,9 miliar, pendapatan budi daya sebesar Rp 154,8 miliar dengan volume 2.183 ton, dan terakhir pendapatan perdagangan Rp 616,5 miliar dengan volume sebesar 41.675 ton.
Tidak puas dengan capaian tersebut, Risyanto ingin Perum Perindo bisa lebih besar lagi. Di tahun ini, jumlah pendapatan perusahaan ditargetkan naik 39,8 persen menjadi Rp 1,398 triliun. Dia pun optimistis target tersebut bisa dicapai. Apalagi, Perum Perindo sudah diberikan hak kelola Pasar Ikan Modern di Muara Baru dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
ADVERTISEMENT
"Di pasar yang baru berlantai 3 tersebut, jumlah lapak/kios bertambah menjadi 892 kios basah dan 155 kios kering. Dibangun di atas lahan seluas 2 hektar milik KKP ditambah dengan lahan parkir milik Perum Perindo," jelasnya.