Mengenal XBRL, Sistem Pelaporan Keuangan Canggih Ala Bursa

25 Januari 2019 12:53 WIB
clock
Diperbarui 15 Maret 2019 3:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi IHSG di Bursa Efek Indonesia (BEI). (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi IHSG di Bursa Efek Indonesia (BEI). (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Laporan keuangan merupakan salah satu kewajiban yang harus disetor oleh emiten kepada Bursa Efek Indonesia (BEI). Untuk mempermudah hal tersebut, BEI pun telah mengembangkan sistem laporan keuangan berbasis Extensible Business Reporting Language (XBRL) sejak 2013 dan telah melakukan implementasi pelaporan keuangan berbasis XBRL sejak tahun 2015.
ADVERTISEMENT
XBRL merupakan sebuah standar komunikasi elektronik yang telah diakui secara global untuk transmisi dan pertukaran informasi bisnis. Selama ini, BEI telah mendapatkan manfaat dari implementasi penyampaian laporan keuangan berbasis XBRL, yang dapat meningkatkan akurasi, efisiensi dan otomasi dari pengawasan laporan Perusahaan Tercatat, data yang disajikan dapat langsung dibaca dan dianalisa melalui aplikasi pengolahan angka atau dalam dashboard business intelligence.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menjelaskan, ada beberapa alasan yang mendasari penggunaan XBRL ini.
Pertama, dulu laporan keuangan emiten berbentuk PDF. Sehingga jika ada investor atau pun analis yang memerlukan laporan tersebut, maka mereka perlu melakukan key in.
Kedua, laporan keuangan yang biasa digunakan emiten memiliki standar Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSKA). Sedangkan investor di pasar modal berasal dari seluruh dunia. Sehingga ada kemungkinan standar laporan keuangan PSKA bisa berbeda dengan negara lain.
Ilustrasi IHSG  (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan )
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi IHSG (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan )
“Untuk itu ada namanya aplikasi XBRL. Data akun-akun penting yang biasa dipakai untuk analisa, bursa sediakan bentuknya form. Sebelum dia submit hardcopy-nya, dia wajib isi dulu nih, perusahaannya. Key in dulu misalnya asetnya berapa, masukin,” ungkap Nyoman di Main Hall BEI, Jakarta, Jumat (25/1).
ADVERTISEMENT
Dengan sistem otomasi, Nyoman memastikan semua data yang disimpan akan lebih akurat. Sebab sistem bisa menolak secara otomatis jika ada kesalahan data. Artinya dengan sistem ini, Bursa mempunyai database tentang aset perusahaan, liabilitas, ekuitas, dan lain sebagainya.
“Bursa sediakan aplikasi XBRL itu. Selain hardcopy, nyampein juga di aplikasi itu sehingga datanya data instan,” ujarnya.
Dengan aplikasi ini, maka ada beberapa keuntungan yang bisa didapat khususnya bagi investor. Jika investor ingin mengetahui kondisi keuangan sebuah emiten, maka investor tersebut cukup mengakses website bursa. Di website tersebut sudah ada laporan keuangan yang tersedia secara instan dalam format Excel.
Ilustrasi IHSG. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi IHSG. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
“Semuanya bisa ngolah data itu dan sudah akurat karena aplikasinya sudah ngetes sendiri akurasinya. Dengan adanya aplikasi XBRL, perusahaan di samping menyampikan dalam bentuk PDF, sudah ada datanya dalam bentuk instan. Kalau bursa ingin mengolah, berapa aset sektor tertentu, gampang bisa diolah,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Nyoman, sistem ini merupakan upaya bursa untuk memberikan layanan lebih kepada semua stakeholder. Dengan adanya database melalui XBRL maka data lebih akurat, bisa diakses dengan mudah, bisa diolah kembali oleh pihak-pihak lain, dan berlaku secara global tanpa ada kendala standar.
“Kalau hardcopy-nya saja kan yang ngetes kan hanya kami dan OJK. Nanti baru ketahuan. Kalau ini sudah kesaring di sistem. Supaya instan untuk siapapun yang memerlukan terutama investor. Sebelum muncul di website bursa, sudah dicek sama sistem,” tandasnya.