Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Kabar duka datang dari industri migas nasional, pengusaha Arifin Panigoro meninggal dunia pada Minggu (27/2) pukul 02.29 waktu Rochester, Minneapolis, AS, atau pukul 15.29 WIB.
ADVERTISEMENT
Arifin Panigoro meninggal dunia pada usia 76 tahun. Jenazah Arifin akan disemayamkan di rumah duka di Griya Jenggala, Jalan Jenggala 1, Jakarta Selatan.
Hal ini dikonfirmasi oleh adik Arifin Panigoro yang juga Direktur Utama PT MedcoEnergi Internasional Tbk (MEDC), Hilmi Panigoro.
"Iya, benar," kata Hilmi saat dihubungi kumparan, Senin (28/2).
MedcoEnergi, perusahaan yang didirikan Arifin, menyampaikan bela sungkawa atas meninggalnya Arifin.
"Manajemen beserta seluruh Pegawai Medco Group turut belasungkawa dan duka cita sedalam-dalamnya dan kepada keluarga yang ditinggalkan agar diberi kekuatan dan ketabahan," kata Direktur dan Chief Administrative Officer MedcoEnergi, Amri Siahaan, dalam keterangan tertulis.
Sosok Arifin Panigoro
Arifin Panigoro lahir 14 Maret 1945 silam. Dia adalah seorang pengusaha Indonesia berdarah Gorontalo yang dijuluki 'Raja Minyak Indonesia'. Perusahaan yang didirikan Arifin, MedcoEnergi, adalah perusahaan pertambangan migas swasta terbesar di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Pada 2019 lalu namanya tercatat sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia versi majalah Forbes. Ia berada di urutan ke-45 dengan total kekayaan hingga USD 670 juta atau setara dengan Rp 9,58 triliun (kurs dolar Rp 14.300).
Kesuksesan Arifin tidak dibangun dengan mudah. Semasa kuliah di Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung (ITB), Arifin pernah menjadi kontraktor instalasi dari pintu ke pintu. Beberapa tahun setelah lulus kuliah, sang ayah meninggal dunia sehingga Arifin menjadi tulang punggung keluarga yang menafkahi sepuluh adiknya.
Pada 1979-1980, harga minyak dunia sedang melambung tinggi. Terjadi 'oil boom'. Arifin kemudian mengumpulkan teman-temannya dari sesama alumni ITB untuk membagikan idenya membangun perusahaan minyak. Sebagian dari mereka menyambut ide tersebut.
ADVERTISEMENT
Kebetulan saat itu pemerintah Indonesia sedang gencar melakukan pembinaan terhadap pengusaha migas lokal. Arifin dan teman-temannya yang mendapat restu dari Direktur Jenderal Minyak dan Gas kala itu, Wijarso untuk mengembangkan Medco.
Salah satu tonggak sejarah Medco, ketika melakukan pembelian Stanvac yang dimenangkan melalui tender, kemudian namanya diubah menjadi Expan. Dengan pembelian tersebut, PT Stanvac tidak lagi dikuasai orang asing sebab perusahaan minyak tertua di Indonesia itu sudah sepenuhnya dimiliki oleh Medco.
Selain dikenal sebagai pengusaha sukses, namanya juga tercatat sebagai salah satu pengusaha yang taat membayar pajak. Pada 2016 ia berhasil mendapatkan apresiasi dan penghargaan sebagai pembayar pajak terbesar dari Direktorat Jenderal Pajak (Ditjen Pajak) Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Di tahun 2019, ia kembali mendapatkan penghargan yang sama.
ADVERTISEMENT
Di bidang politik dan pemerintahan, Arifin pernah menjadi anggota DPR RI tahun 2004. Ia juga merupakan Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Jokowi. Pada 13 Agustus 2019 lalu, Arifin menerima Bintang Mahaputera Nararya dari Presiden Joko Widodo.