Mengenang JB Sumarlin yang Bikin Pendirian Bank Super Mudah

6 Februari 2020 15:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Keuangan JB Sumarlin memberikan penjelasan di hadapan anggota Komisi VII DPR saat berlangsung Raker di gedung MPR, Jakarta, Selasa (2/2/1993).  Foto: ANTARA/ARSIP
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan JB Sumarlin memberikan penjelasan di hadapan anggota Komisi VII DPR saat berlangsung Raker di gedung MPR, Jakarta, Selasa (2/2/1993). Foto: ANTARA/ARSIP
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan era Presiden Soeharto, Johanes Baptista Sumarlin atau JB Sumarlin, meninggal dunia. Sumarlin yang menjadi menteri keuangan periode 1988-1993, dikenal antara lain dengan kebijakan liberalisasi perbankan.
ADVERTISEMENT
Pada masa itu, Presiden Soeharto berupaya mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Di antaranya dengan mendorong penyaluran kredit perbankan secara besar-besaran. Pemerintah bahkan membebaskan penyaluran kredit perbankan, dengan mencabut pagu suku bunga dan kredit.
Tak cukup sampai di situ, pada 27 Oktober 1988 di bawah Menteri Keuangan JB Sumarlin, pemerintah menerbitkan kebijakan yang dikenali sebagai Pakto 27. Ini mengacu pada tanggal keluarnya kebijakan tersebut.
Di bawah beleid Pakto 27 ini, mendirikan bank menjadi super mudah. Hanya dengan modal Rp 10 miliar, bank sudah bisa berdiri. Aturan lain yang menyulitkan pendirian bank, juga dibabat habis.
Menteri Keuangan J.B. Sumarlin usai melapor kepada Presiden Soeharto di Jalan Cendana, Jakarta, Hari Senin (29/1/1990). Foto: ANTARA/ARSIP
"Pakto angin segar bagi industri perbankan di Tanah Air dan menjadi titik balik industri perbankan nasional," ujar Ekonom Institute for Development Economic and Finance (INDEF), Enny Sri Hartati, dalam satu kesempatan.
ADVERTISEMENT
Sumarlin yang lahir di Blitar pada 7 Desember 1932, menempuh pendidikan S1 Ekonomi di Universitas Indonesia pada 1958. Kemudian ia melanjutkan studi S2 di Universitas California AS dan mendapatkan gelar Master of Arts (M.A) pada 1960. Sementara pendidikan S3 nya ditempuh di Universitas Pittsburg Amerika Serikat dan gelar doktor Ph.D didapat pada 1968.
Sebelum masuk ke pemerintahan, JB Sumarlin sempat bekerja sebagai dosen di Fakultas Ekonomi UI. Sementara perjalanan karirnya di Kemenkeu dimulai saat menjadi Staf Ahli Menteri Keuangan, Ali Wardhana pada periode 1968-1969.
Sementara kebijakan ekonomi pertamanya yang diingat adalah Gebrakan Sumarlin I, yakni pada 1987 saat menjabat sebagai Kepala Bappenas dan Menteri Keuangan ad Interim. Gebrakan Sumarlin I adalah pengetatan moneter dengan cara menaikkan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI).
ADVERTISEMENT
Hal itu dilakukan pemerintah bersama BI untuk mengatasi perekonomian Indonesia yang ketika itu menghadapi kesulitan. Gebrakan Sumarlin I berhasil menunjukkan perkembangan yang membaik dengan angka pertumbuhan 5,7 persen, melebihi target rata-rata pertumbuhan 5 persen pada 1988.
Pada Kabinet Pembangunan V, JB Sumarlin dipercaya Soeharto untuk menjabat sebagai Menteri Keuangan didampingi Menteri Muda Keuangan Nasruddin Sumintapura.
Dilansir dari website Kemenkeu, penghargaan yang diraih JB Sumarlin semasa hidupnya yaitu Menteri Keuangan terbaik tahun 1989 oleh Euromoney dan tahun 1990 oleh majalah Asia, Bintang Mahaputra Adiprana III (1973) dan pernah pula meraih Bintang Grootkruis in de Orde van Leopold II dari pemerintah Belgia tahun 1975.