Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Mengenang Subroto, Begawan Migas RI Berjuluk The Wise Minister di Kancah Global
20 Desember 2022 19:09 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Kabar lelayu datang dari sektor industri energi . Menteri Pertambangan dan Energi Indonesia era Soeharto, Profesor Subroto , meninggal dunia. Dia wafat pada Selasa (20/12) pukul 16:25 WIB di Jakarta di usia 99 tahun.
ADVERTISEMENT
Subroto merupakan orang penting di industri migas , bukan hanya di Indonesia, tapi juga di luar negeri. Laki-laki kelahiran September 1923 di Kampung Sewu, Kota Surakarta, Jawa Tengah merupakan mantan Menteri Pertambangan dan Energi Indonesia (ke-7 dengan masa jabatan 29 Maret 1978-21 Maret 1988.
"Semoga amal ibadah Almarhum diterima oleh Allah SWT, diberikan tempat yang terbaik dan mulia disisi-Nya, serta keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kesabaran," kata Menteri ESDM Arifin Tasrif kepada kumparan.
Dia begawan yang masih semangat berbicara mengenai sektor energi di usianya yang sudah renta lewat BIMASENA, Organisasi Masyarakat Pertambangan dan Energi yang didirikannya. Ciri khasnya, berambut putih, kacamata, dan berdasi kupu-kupu.
Kiprah Subroto dalam Industri Migas RI
Selama menjabat sebagai Menteri Pertambangan dan Energi di era Seoharto, Subroto menelurkan banyak kebijakan strategis berskala nasional. Mulai dari lahirnya Kebijakan Energi Nasional (KEN), program Listrik Masuk Desa (LMD). pengupayaan sumber energi nonminyak (seperti tenaga air, panasbumi dan matahari), sampai gerakan hemat energi.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari situs Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian ESDM, Subroto juga melakukan perubahan di lingkungan kerjanya. Kementerian yang dahulu bernama Departemen Pertambangan, diubah menjadi Departemen Pertambangan dan Energi. Konsekuensinya, antara lain, Perusahaan Listrik Negara (PLN) masuk menjadi bagian Departemen Pertambangan dan Energi.
Di tingkat global, dia dikenal sebagai The Wise Minister Subroto from Indonesia. Julukan yang diberikan karena kearifan serta visinya yang hati-hati dalam pengelolaan minyak di kalangan negara-negara OPEC atau Organization of the Petroleum Exporting Countries. Ia juga piawai berdiplomasi dan mampu meredam silang pendapat antarnegara OPEC, kala menjabat sebagai Presiden Konferensi (1985-1985) dan Sekretaris Jenderal pada tahun 1988-1994.
Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ini juga menjadi salah satu tokoh yang ikut merancang blueprint pembangunan perekonomian Indonesia. Bersama Prof. Dr. Widjojo Nitisastro, Prof. Dr. Emil Salim, Prof. Dr. Moh. Sadli, dan Prof. Dr. Ali Wardhana, ia menjadi anggota Tim Ekonomi untuk pembangunan Indonesia di era awal Orde Baru. Pada tahun 1968 Tim Ekonomi melahirkan seri Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita).
ADVERTISEMENT