Menggali Potensi Migas Dalam Negeri

2 November 2023 12:16 WIB
·
waktu baca 6 menit
clock
Diperbarui 8 Desember 2023 16:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Migas, Pertamina Hulu Energi. Foto: Dok. Pertamina Hulu Energi
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Migas, Pertamina Hulu Energi. Foto: Dok. Pertamina Hulu Energi
ADVERTISEMENT
Tantangan industri minyak dan gas bumi (migas) makin besar. Tuntutan global di berbagai forum internasional semakin tinggi untuk mempercepat pemanfaatan low carbon energy, seiring komitmen pencapaian target net zero emission pada 2060 mendatang.
ADVERTISEMENT
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan penetapan strategi, program, dan target menuju transisi energi sebenarnya hal yang lebih mudah. Tantangan terbesarnya, kata dia, adalah implementasi nyata menuju transisi energi dan memastikan keterjangkauan energi oleh masyarakat.
Untuk memastikan aksesibilitas keterjangkauan energi bagi masyarakat, peran dari sektor minyak dan gas bumi tak bisa diabaikan dan ditinggalkan begitu saja. Sektor migas masih memegang peranan penting untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi, utamanya di negara berkembang seperti Indonesia.
Arifin menyampaikan permintaan migas masih akan tumbuh, terutama di daerah berkembang seperti India, Afrika dan Asia di mana pertumbuhan ekonomi, urbanisasi, industrialisasi dan kendaraan akan melonjak secara signifikan.
Mengacu pada OPEC World Oil Outlook 2022, permintaan minyak sebagai bahan bakar primer diproyeksikan meningkat dari 88 mboepd pada tahun 2021 menjadi 101 mboepd pada 2045. Sementara itu, porsi bauran energi menurun dari 31 persen menjadi hanya di bawah 29 persen.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan laporan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), lifting minyak hingga semester I-2023 tercatat mencapai 615.500 barel per hari atau 93 persen dari target dalam APBN 2023 sebesar 660.000 bph.
Begitu juga realisasi produksi gas pada semester I-2023 sebesar 5.308 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD), atau 86 persen dari target dalam APBN 2023 sebesar 6.160 MMSCFD.
Menteri ESDM, Arifin Tasrif, di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (23/12/2022). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
Akselerasi Penemuan Lapangan Migas Baru
Setelah dua tahun berdiri menjadi Subholding Upstream Pertamina, PT Pertamina Hulu Energi (PHE) memastikan ketahanan energi nasional dengan terus menggali potensi minyak dan gas bumi (migas) di dalam negeri.
Hingga Agustus 2023, PHE mencatat total produksi year to date (ytd) sebesar 1,04 juta barel minyak ekuivalen per hari (MMBOEPD), yang merupakan gabungan dari 570 ribu barel minyak per hari (MBOPD) serta 2.760 juta kaki kubik gas per hari (MMSCFD).
ADVERTISEMENT
Hal ini dihasilkan dari penyelesaian pengeboran 502 sumur pengembangan, 511 work over (kerja ulang pindah lapisan), dan 21.785 well service well intervention (reparasi dan intervensi sumur).
Dalam bidang eksplorasi, PHE mencatat total temuan sumber daya 2C sebesar 119 juta barel minyak ekuivalen (MMBOE). Pada tahun 2022, PHE juga berhasil mendapatkan temuan sumber daya 2C sebesar 345,4 juta barel minyak ekuivalen (MMBOE).
Direktur Eksplorasi PHE, Muharram Jaya Panguriseng, mengatakan perusahaan optimistis mengejar proyek pengeboran laut dalam karena selama dua tahun terakhir fokus kegiatan eksplorasi pada area yang sudah dikembangkan secara penuh di blok yang ada.
"Saat ini adalah momentum terbaik bagi PHE mempersiapkan proyek pengeboran laut dalam untuk menggali potensi temuan sumber daya baru yang besar," katanya dalam keterangan resmi, Rabu (18/10).
ADVERTISEMENT
Beberapa temuan yang berhasil divalidasi oleh PHE antara lain sumberdaya perkiraan volume hidrokarbon/in place 2C (P50) dengan total 926,64 juta barel minyak ekuivalen/mmboe dari pengeboran sumur di lepas pantai Jawa Barat Utara, daerah Sumatera Selatan, lepas pantai Balikpapan, dan lepas pantai Aceh.
"Dalam upaya meningkatkan rasio temuan sumberdaya per struktur, PHE akan melakukan perimbangan portofolio antara pengeboran eksplorasi di lokasi yang berada dekat lapangan produksi (near field exploration) dan pengeboran eksplorasi di area baru yang belum digarap sebelumnya (emerging & frontier area)," lanjut Muharram.
Saat ini PHE sedang gencar melakukan evaluasi bawah permukaan dan mempersiapkan pengeboran eksplorasi di lepas pantai Matindok, lepas pantai East Natuna dan blok eksplorasi baru lainnya.
ADVERTISEMENT
3 Strategi Tingkatkan Produksi Migas
PHE menyiapkan tiga strategi utama untuk menggenjot produksi dari lapangan migas yang dikelola di mana sebagian besar sudah memasuki fase mature. Keberadaan lapangan migas mature ini menjadi salah satu tantangan perusahaan, karena jumlahnya banyak dan tersebar di sebagian besar wilayah.
Direktur Pengembangan dan Produksi PHE, Awang Lazuardi, mengatakan strategi utama tersebut yaitu mengelola baseline produksi, merger & acquisition serta partnership, dan ekspansi ke wilayah kerja baru.
Salah satu strategi yang sudah berjalan adalah kemitraan/partnership yang merupakan implementasi sinergi dengan berbagai macam mekanisme. Mekanisme kemitraan yang pertama adalah sharing Participating Interest (PI) di suatu wilayah kerja migas dengan mitra strategis dari sisi finansial dan teknologi.
“Penerapan mekanismenya adalah Wilayah Kerja Offshore Southeast Sumatera (OSES) di mana 10 persen PI dikelola oleh BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) serta kepemilikan PI dengan mitra lainnya seperti pengelolaan Blok Cepu bersama Exxon Mobil Cepu Ltd. (EMCL), dan Ampolex Pte Ltd serta BUMD,” kata dia dalam keterangan resmi, Jumat (29/9).
ADVERTISEMENT
Mekanisme kedua adalah Kerja Sama Operasi (KSO), yang sekarang dikenal dengan New KSO. Sampai saat ini ada 25 KSO di mana sudah ada 3 KSO yang dikonversi menjadi New KSO, sedangkan ada 14 KSO Eksisting yang sedang proses konversi menjadi New KSO. Kontribusi KSO pada produksi per Agustus 2023 adalah 2.422 BOPD (barel minyak per hari) dan 9,58 MMSCFD (juta kaki kubik gas per hari).
Mekanisme ketiga adalah Joint Operating Body (JOB). Saat ini terdapat dua JOB yang dikelola yaitu JOB Simenggaris serta JOB Medco-Tomori. Selain itu terdapat mekanisme pengelolaan lapangan migas mature dengan landasan Peraturan Menteri ESDM No 01 Tahun 2008 tentang Pedoman Pengusahaan Pertambangan Minyak Bumi pada lapangan mature.
Pertamina Hulu Rokan (PHR) melakukan pengeboran perdana sumur migas Gulamo di Blok Rokan, Riau. Foto: Pertamina
Selanjutnya, implementasi pengelolaan sumur idle adalah dengan konsep kemitraan (kerja sama bisnis) akan mulai diterapkan di Pertamina EP dan Pertamina Hulu Rokan. Sudah ada empat HOA (Head of Agreement) yang disepakati dengan beberapa potensi kemitraan lain masih dalam tahap diskusi. Sementara itu untuk idle wells yang bisa dikerjakan sendiri, PHE sudah melakukan reaktivasi sumur idle ini sebanyak kurang lebih 800-900 sumur per tahun.
ADVERTISEMENT
Strategi kemitraan mempunyai dampak positif berupa transfer teknologi, ilmu pengetahuan, serta pembagian risiko dengan mitra yang dapat memberikan dorongan untuk terus dapat berkembang untuk mengelola wilayah kerja hulu migas dengan menjunjung tinggi nilai keselamatan kerja.
“Dengan menjalankan strategi kemitraan, diharapkan kita dapat selalu berkonsolidasi untuk meningkatkan produksi serta mendapatkan temuan sumber daya baru guna mendukung ketahanan energi nasional,” kata Awang.
Ekspansi Melalui Akuisisi dan Kerja Sama
Saat ini, blok-blok baru yang dikelola PHE adalah blok eksplorasi East Natuna (hak kelola PHE 100 persen), Blok Bunga (bermitra dengan Posco 50 persen), dan Blok Peri Mahakam (bermitra dengan Eni 50 persen).
Selain itu, strategi PHE untuk meningkatkan produksi di kancah global juga dilakukan dengan menambahkan 10 persen Participating Interest di Irak dan perpanjangan kontrak MLN Algeria.
ADVERTISEMENT
Terakhir, PHE melalui anak usahanya PT Pertamina Hulu Energi Masela (PHE Masela) bekerja sama dengan PETRONAS Masela Sdn. Bhd. (PETRONAS Masela) telah menyelesaikan proses akuisisi 35 persen participating interest (PI) milik Shell Upstream Overseas Services (I) Limited di Blok Masela.
Rinciannya, PHE Masela 20 persen dan PETRONAS Masela 15 persen. Mereka akan menjadi mitra INPEX Masela Limited yang memegang 65 persen PI dan merupakan operator Blok Masela.
Perjanjian jual beli ditandatangani pada tanggal 25 Juli 2023 dan persetujuan Menteri ESDM Arifin Tasrif atas pengalihan PI diperoleh pada 4 Oktober 2023.