Mengintip Cara Kerja Eksplorasi Migas di Indonesia

5 Juni 2024 18:11 WIB
·
waktu baca 4 menit
clock
Diperbarui 24 Juni 2024 21:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Proses eksplorasi migas untuk mencari sumber daya energi yang potensial demi menjaga keberlanjutan pasokan energi nasional. Foto: Pertamina
zoom-in-whitePerbesar
Proses eksplorasi migas untuk mencari sumber daya energi yang potensial demi menjaga keberlanjutan pasokan energi nasional. Foto: Pertamina
Minyak dan gas bumi (migas) sejak dulu dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, baik rumah tangga, industri, pembangkit listrik, hingga bahan bakar transportasi. Dilansir laman Kementerian ESDM, hingga tahun 2050 mendatang, pemanfaatan migas masih berperan penting dalam mengamankan pasokan energi nasional.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2017 tentang Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), energi dan migas berkontribusi memenuhi lebih dari 40 persen dari kebutuhan energi nasional.
Bahkan gas bumi masih digunakan sebagai energi transisi menuju Net Zero Emission pada tahun 2060. Pemerintah pun menargetkan untuk memproduksi 1 juta barel minyak per hari dan 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD) gas bumi pada 2033.
Nah, di balik banyaknya manfaat migas bagi kepentingan masyarakat, ternyata butuh proses yang cukup panjang untuk mendapatkannya. Demi mendapatkan sumber migas, terlebih dahulu dilakukan proses eksplorasi migas. Apa itu?

Apa Itu Eksploitasi Migas?

Kegiatan eksploitasi migas (exploitation) merupakan bagian dari kegiatan hulu migas yang ditujukan untuk mengeluarkan minyak mentah (crude oil) dari reservoir di dalam bumi ke atas permukaan.
Dalam pelaksanaannya, eksploitasi migas diawasi dan diregulasi langsung oleh Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (BP MIGAS). Ini dilakukan supaya semua kegiatannya tetap berjalan sesuai dengan koridor kebijakan pemerintah.
Umumnya, kegiatan eksploitasi migas, khususnya untuk galian padat, dilakukan dengan cara melakukan penambangan secara terbuka di bawah tanah. Contohnya yaitu batubara, batu gamping, emas, perak, dan lain-lain.
Sementara eksploitasi galian cair dan gas dilakukan dengan cara pengeboran. Ini dilakukan karena posisi bahan galian berada jauh di bawah permukaan bumi.
Hingga kini, cadangan minyak bumi nasional yang dihasilkan dari tahapan eksplorasi dan eksploitasi migas sudah terkumpul sebesar 4,17 miliar barel. Dikutip dari laman Kementerian ESDM, cadangan terbuktinya berada di kisaran 2,44 miliar barel.

Tahap-tahap Eksploitasi Migas

Proses eksplorasi migas untuk mencari sumber daya energi yang potensial demi menjaga keberlanjutan pasokan energi nasional. Foto: Pertamina
Tahapan eksploitasi migas dibagi ke dalam dua kategori, yakni kegiatan utama dan penunjang. Dijelaskan dalam jurnal Eksplorasi dan Eksploitasi Pertambangan Minyak dan Gas Bumi di Laut Natuna Bagian Utara Laut Yuridiksi Nasional untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat di Kepulauan Natuna susunan Annisa Purwatiningsih, beberapa aktivitas eksploitasi migas yang biasa dilakukan meliputi:
Kemudian, pengelolaannya juga berkaitan erat dengan subsistem eksploitasi minyak bumi, ekonomi, dan penduduk yang saling berinteraksi. Berikut aspek-aspeknya yang bisa Anda simak:

1. Subsistem Eksploitasi Minyak Bumi

Cadangan minyak bumi merupakan total stok di alam, kemudian dikurangi laju produksi minyak bumi yang dipengaruhi laju deplesi setiap tahunnya. Maka, semakin banyak minyak yang diproduksi, jumlah airnya juga semakin meningkat.

2. Subsistem Ekonomi

Komoditas minyak dan gas bum menghasilkan pendapatan bagi negara dan pemerintah daerah. Kemudian, pendapatan tersebut akan diprioritaskan bagi kesejahteraan masyarakat secara luas. Maka, diperlukan pengelolaan yang baik sesuai asas keterbukaan dan prinsip good governance.

3. Subsistem Penduduk

Kegiatan eksploitasi migas bisa memicu munculnya kasus-kasus konflik sosial. Dampak yang dialaminya bermacam-macam, salah satunya penurunan pendapatan karena SDA menjadi rusak dan rendah kemampuan reproduksinya.

Proses Eksplorasi Pertamina Hulu Energi

Dalam bidang eksplorasi, PHE telah mencapai total temuan sumber daya 2C sebesar 488 juta barel minyak ekuivalen (MMBOE), atau 68 persen lebih tinggi dari target. Selama 2 tahun terakhir, PHE juga berhasil mendapatkan temuan signifikan melalui kegiatan eksplorasi di blok eksisting, antara lain temuan eksplorasi di R-2 (Offshore Aceh), Wilela (Sumatera Selatan), GQX-1 (Offshore Jawa Barat), East Akasia Cinta-001 (Jawa Barat) dan East Pondok Aren-001 (Jawa Barat), Manpatu 1-X (Kalimantan), dan Wolai kompleks (Sulawesi).
Proses Eksplorasi Pertamina Hulu Energi. Foto: Pertamina
Hingga saat ini, PHE telah berhasil melakukan salah satu proyek strategis pengeboran sumur Migas Non Konvensional (MNK) yang berada di Lapangan Gulamo, Kecamatan Tanah Putih, Kabupaten Rokan Hilir, Riau pada akhir Juli 2023.
PHE juga menjalankan berbagai macam strategi untuk meningkatkan produksi, antara lain menambahkan 10 persen Participating Interest di Irak dan perpanjangan kontrak MLN Algeria.
PHE terus mengembangkan pengelolaan operasi yang baik di dalam dan luar negeri demi mewujudkan pencapaian menjadi perusahaan migas kelas dunia yang Environmental Friendly, Socially Responsible dan Good Governance. Hasilnya, per 27 April 2024, PHE sukses mendapatkan rating sebesar 22.5 atau medium risk di bidang Environment, Social, Governance (ESG), serta peringkat kesembilan dari 309 produsen minyak dan gas secara global.
Artikel ini dibuat oleh kumparan Studio