Mengintip Cuan di Balik Bisnis Mengurusi Kematian saat Pandemi

26 September 2020 16:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pemakaman. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pemakaman. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bisnis pemakaman merupakan antitesis dari sebagian besar bisnis di tengah pandemi yang saat ini 'hampir kehabisan napas'. Bisnis pemakaman tak pandang bulu, pangsa pasar mereka adalah setiap manusia. Setiap manusia yang mati akan membutuhkan jasa pemakaman.
ADVERTISEMENT
Tak heran jika pertumbuhan bisnis pemakaman di tengah pandemi makin baik. Bahkan, bisnis permintaan pemakaman mewah Al Azhar Memorial Garden ikut terdongkrak.
Namun, Direktur Al Azhar Memorial Garden (AMG) Nugroho Adiwiwoho menolak jika kenaikan penjualan lahan pemakaman mewah ini semata-mata karena pandemi. Berdasarkan catatan perusahaan, kenaikan permintaan pemakaman di tengah pandemi tumbuh 25-30 persen.
“Sejak Januari 2020 ada peningkatan pembelian, bukan semata-mata karena adanya pandemi, tetapi karena Taman Pemakaman Muslim Al Azhar Memorial Garden makin dikenal oleh masyarakat sebagai taman pemakaman Muslim yang memiliki fasilitas pelayanan terbaik,” katanya kepada kumparan melalui keterangan tertulis, Sabtu (26/9).
Pemakaman Al Azhar memorial Garden yang terletak di Cikarang ini membanderol pemakaman mulai Rp 43 juta untuk tipe single, untuk peruntukan satu orang. Sementara untuk harga paling mahal sebesar Rp 929 juta untuk super family 8 x12 meter persegi (m2).
ADVERTISEMENT
“Rata-rata satu bulan ada ratusan transaksi pembelian makam,” tuturnya.
Ilustrasi pemakaman Islam. Foto: Shutter Stock
Ia mengungkapkan, tipe single merupakan jenis lahan yang paling banyak peminatnya. Saat ini perusahaan masih menyisakan kuota sebesar 29.000 jenazah dengan luas sekitar 25 hektar (ha).
“Tanpa ada biaya perpanjangan sewa lahan dan gratis perawatan rumput selamanya. Dan memberikan sertifikat penggunaan lahan makam untuk menjamin konsumen bahwa lahan makam tidak akan hilang atau ditumpuk,” tambahnya.
Sebelumnya, Aan pengusaha pembuatan peti mati mendapatkan banyak orderan setiap bulan. Bahkan kenaikan permintaan peti mati mencapai ribuan dalam satu bulan.
Sebelum adanya pandemi, jumlah pesanan hanya sekitar 150 per bulan.
“Pesanan per bulan sekarang 1.000 lebih, sebelum pandemi paling 150 peti,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Aan mengatakan, sebagian besar para pembelinya adalah per orangan. Tapi sejak ada pandemi, rumah sakit juga banyak memesan langsung kepadanya. Bahkan, beberapa waktu lalu ia mengaku ada donatur yang memesan peti mati untuk dibagikan ke rumah sakit.