Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Mengintip Komponen Mobil Esemka Produksi PT Solo Manufaktur Kreasi
13 Agustus 2019 17:18 WIB
Diperbarui 6 September 2019 18:29 WIB
ADVERTISEMENT
Mobil Esemka hingga kini masih terus dikembangkan dan menunggu kabar siap diluncurkan. Mobil yang digadang-gadang sebagai mobil produksi asli Indonesia ini nantinya akan didominasi oleh komponen otomotif dalam negeri.
ADVERTISEMENT
Produsen mobil Esemka, PT Solo Manufaktur Kreasi yang kini memiliki pabrik di Boyolali, Jawa Tengah, mencatat penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) saat ini sebesar 60 persen.
“Sudah nyampai 60-an persen TKDN. Prinsipnya, berkembang terus bisa sampai 100 persen cuma tergantung nanti dari teman-teman supplier ini, kita juga harus tahu dulu. Teknologi kita mudah untuk diaplikasikan mudah, untuk dibuat juga,” ujar Engineering Mobil Esemka PT Solo Manufaktur Kreasi Fajar Sidiq saat ditemui kumparan di Gedung Kemenperin, Jakarta, Selasa (13/8).
Pantauan kumparan, PT Solo Manufaktur Kreasi memamerkan beragam jenis komponen yang digunakan dalam pembuatan mobil Esemka. Kebetulan, mayoritasnya adalah produk lokal.
Beberapa produk lokal itu di antaranya kaca samping dan depan, jok, bak, knalpot, ban, pelumas, blok mesin dan blok transmisi, per daun dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
Fajar mengungkapkan, kapasitas produksi perusahaannya untuk komponen lokal itu setidaknya untuk 50 unit mobil Esemka per hari.
“Kalau kapasitas produksi semua masih manual, ini bisa 50 unit per shift, 8 jam kerja. Sementara ini masih 1 shift per hari. Ini untuk satu jenis kendaraan,” kata dia.
Berbagai komponen lokal itu memiliki Agen Pemegang Merek (APM) yang dikuasai penuh oleh perusahaan Indonesia.
“Ini kita prinsipal bebas bisa menentukan, kita yang memegang kuasa, tak disetir oleh siapa pun. Murni swasta,” imbuh dia.
Soal kualitas, Fajar bilang, komponen itu sudah memenuhi standar yang berlaku. Selain itu, keunggulannya ialah peralatan yang diproduksi bisa dimodifikasi seberapa pun jumlah permintaan.
“Kan kalau jumlah produksi ini mengikuti jumlah permintaan,” terangnya.
Fajar menjelaskan, beberapa komponen yang masih impor yang digunakan pada Esemka yaitu utamanya disebut Ring Piston.
ADVERTISEMENT
“Ring Piston, itu kesulitan di bahannya. Ring Piston prinsip mencari rekanan yang efisien, harga terjangkau yang kualitasnya juga baik,” ujarnya.
Selain itu, komponen Esemka yang juga masih diimpor adalah injektor. Pasalnya, industri lokal masih kesulitan membuatnya. Lalu, ada pula komponen bernama Electronic Control Unit (ECU) atau prosesor.
“Prosesornya tetap ngambil dari luar juga. Layaknya komputer, kalau ECU otaknya dari mobil. Komputer dia juga punya prosesor. Kalau Dell misalnya tidak mungkin membuat sendiri,” lanjutnya.
Berbagai komponen impor itu, kata Fajar, bisa didapatkan dari berbagai negara. Pertimbangannya ialah pada segi efisiensi harga yang ditawarkan dan kualitas spesifikasi.
“Open dari semua. Ada dari India, Korea, Jepang, Thailand, macam-macam,” tegasnya.
Untuk produk mobil Esemka , pihaknya belum mau membeberkan kapan akan dilaksanakan. Namun, yang pasti saat ini masih dalam proses trial produksi hingga kelengkapan sebelum dirilis penjualannya.
ADVERTISEMENT
“PT Solo Manufaktur Kreasi di Boyolali belum melaksanakan penjualan, masih trial produksi dan melengkapi perlengkapan-perlengkapan yang ada,” tandasnya.