Mengintip Langkah Besar Indika Energy Jadi Pengelola Pelabuhan Patimban

7 Mei 2021 16:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto udara proyek pembangunan Pelabuhan Patimban, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Rabu (18/11). Foto: Raisan Al Farisi/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Foto udara proyek pembangunan Pelabuhan Patimban, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Rabu (18/11). Foto: Raisan Al Farisi/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
PT Indika Energy Tbk (INDY) melalui anak usahanya masuk dalam konsorsium pengelolaan Pelabuhan Patimban di Subang Jawa Barat. Sang induk, PT Indika Energy Tbk (INDY) angkat bicara mengenai keputusannya masuk ke pengelolaan pelabuhan terbesar ke-2 di Indonesia itu. Pertama, emiten dengan kode INDY ini tengah melakukan diversifikasi bisnis. Indika Energy sendiri punya rencana untuk mengurangi kontribusi batu bara hingga 50 persen ke total pendapatan dalam 5 tahun ke depan. Saat ini, kontribusi pendapatan dari batu bara mencapai 80 hingga 90 persen.
ADVERTISEMENT
Sebagai langkah awal dan belajar, INDY memang menggandeng beberapa perusahaan yang tergabung di dalam konsorsium PT Pelabuhan Patimban International (PPI). PT PPI merupakan BUP pelaksana proyek KPBU sekaligus mitra kerja sama penyedia infrastruktur Pelabuhan Patimban.
“Di sini, swasta berpartisipasi. Ini bikin gerakan ke sana. Bisa memenangkan tender itu. Yang berat itu kriteria. Kita sendiri sudah ada izin, dan experience cuma kontainer experience enggak ada. makanya ajak TPS. TPS punya limited capacity investment. Itu kombinasi yang ada,” kata Presiden Direktur INDY, Arsjad Rasjid dalam wawancara program The CEO di Kantor Redaksi kumparan di Jakarta Selatan, Rabu (14/4).
Masuknya INDY ke pelabuhan juga melihat perkembangan logistik Indonesia ke depan. Jawa Barat, menurut Arsjad, bakal terus berkembang menjadi kawasan industri berorientasi ekspor. Kemudian, perusahaan otomotif dunia juga menambah investasi di area Jawa Barat seperti basis produksi mobil listrik.
ADVERTISEMENT
“Jawa Barat itu fokus center manufacture. Itu pengembangan Karawang dan Cikarang. Japanese car dan Korean car manufacture seperti Hyundai semua di sana. Itu bukan kepentingan dalam negeri, tapi ke depan ekspor oriented. Kayak Hyundai komitmennya membangun mobil listrik. Itu sudah bangun pabrik,” sebutnya.
Begitu INDY masuk ke dalam konsorsium pelabuhan, portofolio pun bertambah. Arsjad mengaku pihaknya pun mulai diajak bicara dengan operator pelabuhan dunia seperti dari Dubai, China hingga Singapura. Baginya, pengalaman dan portofolio ini penting untuk mendukung rencana bisnis ke depan.
All port and shipper bicara dengan kita. Di situlah proses pembuatan jaringan. Saat bersamaan belajar. Ini stepping stone,” sebutnya.

Bangun Fasilitas Tol di Akses Pelabuhan Patimban

Meski bakal menjadi pelabuhan besar, Pelabuhan Patimban belum memiliki akses jalan tol. Saat ini, akses dari atau ke pelabuhan masih menggunakan jalan umum. Kehadiran jalan tol sendiri dipandang penting untuk mendukung kelancaran dan keamanan pengiriman barang.
ADVERTISEMENT
“Kalau enggak ada akses tol di 2023, itu berat. Sekarang public challenging pakai jalan normal. Itu bukan the best. Kita harus masuk ke tol,” tambahnya.
Ia juga menambahkan, membangun akses tol dan ikut berpartisipasi di Pelabuhan Patimban harus berbicara jangka panjang. Hal ini juga terjadi di China, di mana akses jalan hingga pelabuhan dibangun untuk puluhan tahun ke depan. Saat jangka pendek, fasilitas tersebut memang belum banyak dipakai.
“Industrial estate mau ada atau akses ada? Atau pelabuhan ada baru industrial. China gila-gilaan bangun highway. Itu awal 2000 jalan gede-gede, itu kosong. Bangun highway, industrial kosong, sekarang ramai. Ini mau mana dulu. Infrastruktur harus dibangun. Kita lihat jangka panjang,” sebutnya.
Presiden Direktur Indika Energy, Arsjad Rasjid. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan

Pengembangan Pelabuhan Patimban

Mengutip siaran pers Sekretariat Kabinet (Setkab), pemerintah saat ini telah menyelesaikan pembangunan Pelabuhan Patimban fase I. Pada fase I, Pelabuhan Patimban melayani peti kemas dengan kapasitas 3,75 juta TEUs. Sementara kapasitas car terminal sebesar 218 ribu mobil CBU (completely built up).
ADVERTISEMENT
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi dalam laporannya mengungkapkan, pembangunan Pelabuhan Patimban yang berlokasi di Subang, Jabar, ini merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN).
“Pembangunan tahap I meliputi area terminal, breakwater, seawall, revetment, jalan akses, jembatan penghubung, dan terminal kendaraan (seluas) 25 hektare,” ujar Menhub.
Pada fase II di tahun 2021-2024, pemerintah bersama konsorsium pengelola akan membangun kurang lebih 66 hektare dan tambahan untuk car terminal dengan kapasitas 600 ribu kendaraan bermotor (CBU). Selanjutnya tahun 2024-2025 dilakukan pembangunan terminal peti kemas dengan kapasitas kumulatif kargo sebanyak 5,5 juta TEUs.
Tahap akhir di tahun 2026-2027, dilakukan pembangunan berupa terminal peti kemas dengan akumulasi kapasitas sebanyak 7,5 TEUs dan 600 ribu CBU.
ADVERTISEMENT