Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Mengintip Popularitas Produk Buatan Indonesia di China
14 November 2024 18:48 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Perusahaan asal Indonesia juga ikut dalam ajang tersebut. Salah satu perusahaan Indonesia yang berpartisipasi dalam China International Import Expo (CIIE) edisi ke-7 adalah Mayora . Seperti diketahui, Mayora merupakan perusahaan yang memproduksi minuman dan makanan ringan.
Booth Mayora berada di area consumer goods. Ketika kumparan berkunjung ke booth Mayora di National Exhibition and Convention Center (NECC), Shanghai, pada Selasa (5/11) lalu, booth Mayora terlihat cukup besar dan langsung gampang dikenali.
Berdasarkan pantauan kumparan, booth Mayora cukup menarik perhatian delegasi perusahaan lain, volunteer, maupun jurnalis lokal dan internasional.
Ada sejumlah TV LED berukuran besar yang terpasang menayangkan iklan sejumlah produk miliknya, seperti Kopiko, biskuit Roma, Teh Pucuk, hingga Wafello.
Produk-produk Mayora pun ditata dengan rapi supaya menarik perhatian pengunjung. Untuk produk kopi instan Kopiko, Mayora menyajikan kopi instan dalam berbagai varian rasa seperti white coffee, avocado white coffee; kopi hitam dalam berbagai varian biji seperti kopi Sumatera, kopi Bali, dan kopi Flores; dan kopi drip yang dinamakan ‘Volcanic Drip’.
ADVERTISEMENT
“Kopiko masih belum begitu populer di pasar China. Kami terus berusaha [mempromosikan Kopiko],” kata staf yang enggan mengungkapkan namanya itu kepada kumparan, Selasa (5/11).
Produk lain yang dipajang adalah Danisa, Wafello, Roma, Astick, dan Cal Cheese. Produk seperti Danisa beberapa kali kumparan temukan di supermarket China, Wumart. Staf yang sama mengungkapkan, baru ada 2 produk Mayora yang memiliki pabrik di sini, yaitu Astick dan Cal Cheese.
“Untuk Astick dan Cal Cheese kami memiliki pabrik di sini. Sementara yang lain semuanya impor,” ungkapnya.
Untuk produk Roma sendiri, staf itu mengungkapkan biskuit di bawah nama Roma akan segera masuk ke pasar China di akhir tahun ini. Semuanya akan diimpor langsung dari Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Roma dijadwalkan akan masuk pasar China akhir tahun ini. Tapi produknya tidak diproduksi di sini, melainkan akan dikirim langsung dari Indonesia,” tuturnya.
Produk Indonesia Memasuki Pasar China
Produk makanan Indonesia perlahan tapi pasti memasuki pasar China. Selama berada di China, kumparan beberapa kali menemukan produk Indonesia baik di supermarket seperti Wumart maupun minimarket seperti 7 Eleven, Family Mart, dan Lawson.
Produk yang paling sering kumparan jumpai di pasaran adalah Mie Kremes. Produk ini selalu terpajang baik di supermarket maupun minimarket. Sementara Indomie varian mie goreng lebih sering ditemukan di supermarket. Namun, kumparan jarang menemukan Indomie varian lain selain varian mie goreng.
Produk lainnya yang sering masuk supermarket dan minimarket adalah biskuit Nabati. Infonya, produksi Nabati memang sudah dilakukan di pabrik China sehingga tidak perlu lagi diimpor dari Indonesia.
ADVERTISEMENT
Selain itu, ada juga biskuit Danisa yang mulai masuk pasar China, utamanya di supermarket. Biskuit Danisa biasanya dijual dalam bentuk kecil maupun bentuk besar. Dalam bentuk besar, biasanya berbentuk kaleng bulat seperti yang biasa kita temukan di supermarket dan minimarket Indonesia.