Menguak Para Pengusaha Kakap di Balik Bisnis PCR GSI Lab

2 November 2021 15:18 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peroses pengecekan PCR di GSI Lab. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Peroses pengecekan PCR di GSI Lab. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan sejumlah pengusaha disebut-sebut terkait dengan PT Genomik Solidaritas Indonesia (GSI), perusahaan yang mengelola GSI Lab. GSI Lab memberikan layanan tes COVID-19, baik PCR maupun Antigen.
ADVERTISEMENT
Luhut dikaitkan dengan GSI Lab karena PT Toba Bumi Energi dan PT Toba Sejahtra tercatat sebagai pemilik saham GSI. Toba Bumi Energi merupakan anak usaha PT Toba Bara Sejahtera, yang terafiliasi dengan PT Toba Sejahtra. Luhut adalah pendiri PT Toba Sejahtra.
Meski demikian, Luhut sudah bukan lagi pemilik saham mayoritas di PT Toba Sejahtra dan PT Toba Bara Sejahtera. Juru Bicara Menko Marves Jodi Mahardi mengungkapkan, saham Luhut di PT Toba Bara Sejahtera sudah tinggal di bawah 10 persen.
"Di bawah 10 persen, jadi Pak Luhut tidak memiliki kontrol mayoritas di TBS," jelas Jodi dalam keterangannya kepada wartawan, Selasa (2/11).
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan. Foto: Reno Esnir/Antara Foto
Terkait GSI, menurut keterangan Jodi, Luhut diajak oleh grup Adaro, Indika, hingga Northstar. Perusahaan tersebut digadang sebagai inisiatif membantu penyediaan tes COVID-19 dengan kapasitas besar.
ADVERTISEMENT
Total ada 9 pemegang saham dalam perusahaan yang diniatkan mengatasi masalah keterbatasan tes saat masa awal-awal pandemi.
Jodi menegaskan, tidak ada pembagian keuntungan hingga saat ini. Bahkan perusahaan yang diikuti Luhut itu memberikan tes swab secara gratis kepada masyarakat hingga lebih dari 60 ribu tes.
"Jadi GSI tujuannya bukan mencari profit bagi para pemegang saham. Sesuai namanya memang ini adalah kewirausahaan sosial," tuturnya.

Para Pengusaha Kakap di Balik GSI

Kesembilan pemegang saham GSI yang dimaksud Jodi adalah Yayasan Indika untuk Indonesia (932 lembar saham), Yayasan Adaro Bangun Negeri (485 lembar), Yayasan Northstar Bhakti Persada (242 lembar), PT Anarya Kreasi Nusantara (242 lembar), PT Modal Ventura YCAB (242 lembar), PT Perdana Multi Kasih (242 lembar), PT Toba Bumi Energi (242 lembar), PT Toba Sejahtra (242 lembar), dan PT Kartika Bina Medikatama (100 lembar).
ADVERTISEMENT
Petugas melakukan pengecekan PCR secara drive-in di GSI Lab. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Yayasan Indika untuk Indonesia berkaitan dengan PT Indika Energy Tbk yang dimiliki oleh Agus Lasmono, anak konglomerat Sudwikatmono. Ketua Umum Kadin Indonesia, Arsjad Rasjid, merupakan Direktur Utama Indika Energy. Arsjad tercatat memiliki 0,02 persen saham Indika Energy.
Sedangkan Yayasan Northstar Bhakti Persada memiliki kaitan dengan Northstar Group yang didirikan oleh Patrick Walujo dan Glenn Sugita. Patrick merupakan pemegang saham sejumah perusahaan, mulai dari Gojek-Tokopedia (GoTo) hingga Bank Jago.
Lalu Yayasan Adaro Bangun Negeri terkait dengan PT Adaro Energy Tbk (ADRO) yang dipimpin oleh Garibaldi 'Boy' Thohir, kakak kandung Menteri BUMN Erick Thohir. Selain Boy Thohir, Adaro juga dimiliki oleh Theodore Permadi Rachmat, Edwin Soeryadjaya, hingga Arini Subianto.