Mengubah Wajah Desa Kersik di Kaltim, Dari Rawan Abrasi Menjadi Desa Wisata

5 November 2022 9:48 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penanaman Mangrove di Desa Kersik, Kalimantan Timur. Foto: Dok. Pertamina
zoom-in-whitePerbesar
Penanaman Mangrove di Desa Kersik, Kalimantan Timur. Foto: Dok. Pertamina
ADVERTISEMENT
Persoalan abrasi di Desa Kersik, Kecamatan Marang Kayu, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur (Kaltim), membuat masyarakat sekitarnya selalu was-was. Padahal, sebagian besar wilayah desa dengan jumlah penduduk 1.178 orang ini berada di pesisir pantai.
ADVERTISEMENT
Adalah Jumaidi, Kepala Desa Kersik yang kemudian merangkul warganya untuk mencoba mengurai persoalan. Jumaidi memilih masalah abrasi sebagai peluang untuk menjadikan Desa Kersik sebagai lokasi Desa Wisata dengan mengusung ekowisata dan edukasi mangrove.
“Potensi di Desa Kersik sangat besar. Saya menginginkan Desa Kersik menjadi desa wisata. Masyarakat diberdayakan dan ekonomi berkembang,” kata Jumaidi kepada kumparan di lokasi Pantai Biru, Desa Kersik, Rabu (2/11).
Menurut Jumaidi, potensi sumber daya alam di Desa Kersik adalah berupa hamparan pantai, tambak, pertanian, perkebunan, dan hasil laut. Wisatawan berdatangan baik dari Kota Bontang yang jaraknya berdekatan dengan Desa Kersik, maupun dari Samarinda.
“Jadi di sini sangat strategis. Wisatawan kerap kemari untuk menikmati wisata pantai,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Soal wisata laut, Jumaidi mengatakan ada potensi terpendam di Pantai Biru Kersik, yakni wisata diving. Menurut dia, ada beberapa spot diving yang akan menjadi andalan wisata laut Desa Kersik.
“Tapi saya belum buka spotnya di mana saja, karena saya harus mempersiapkan edukasi warga terlebih dahulu agar potensi ini bisa dijaga,” katanya.
Dukungan mengalir untuk menjadikan Desa Kersik sebagai desa wisata. PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT) melalui program Corporate Social Responsibility (CSR), memberikan berbagai macam bantuan untuk mewujudkan keinginan Jumaidi dan warganya.
Desa Kersik memang merupakan wilayah Ring 1 operasi hulu migas PHKT, khususnya Daerah Operasi Bagian Utara (DOBU). Berbagai program bantuan di antaranya adalah pengelolaan sampah berbasis masyarakat, restorasi mangrove, pemecah gelombang ambang rendah, apartemen ikan dan transplantasi terumbu karang, swadaya masyarakat tangani minyak tumpah, dan transformasi digital desa.
ADVERTISEMENT
Kepala Desa Kersik, Jumaidi. Foto: Dok. Pertamina
Untuk pengelolaan sampah, kelompok bank sampah di Desa Kersik telah menciptakan kerajinan dari sampah plastik, membuat produk sampah organik, hingga membuat sorben boom yang menjadi salah satu solusi penanganan ceceran minyak di area pantai akibat aktivitas kapal.
Terkait wisata, pembinaan dilakukan dengan kelompok masyarakat untuk mengelola wisata pantai Biru Kersik, bekerja sama dengan masyarakat lokal dalam menyediakan fasilitas wisatawan, yaitu homestay, mengelola pantai mulai dari kuliner, tiket masuk, dan pengelolaan sampah plastik yang selanjutnya dikelola oleh bank sampah.
“Jumlah homestay sekarang ada 9 unit. Setiap pekan ada yang datang. Itu juga membuat masyarakat mendapat penghasilan tambahan. Satu bulan omzet bisa mencapai Rp 2 juta dari homestay,” kata Jumaidi.
Sementara untuk penanaman mangrove yang dilakukan Kelompok Sahabat Mangrove di area pantai maupun desa, PHK memberikan pembinaan dengan melakukan edukasi mangrove, melaksanakan peletakan apartemen ikan, memberikan edukasi kepada nelayan, dan melaksanakan kegiatan transplantasi terumbu karang sebagai salah satu upaya pengembalian dan perbaikan ekosistem laut agar hasil tangkapan nelayan juga melimpah.
ADVERTISEMENT
Tercatat, pada 2020 dilakukan penanaman 8000 mangrove jenis Rhizopora di lahan 1 hektar. Kemudian pada 2021 dilakukan kembali penanaman mangrove jenis Rhizopora sebanyak 10.000 di luas lahan 1 hektar, dan pada 2022 penanaman 1.000 mangrove jenis Avicennia di luas lahan 500 meter. Selain itu, ada 50 konkrit apartemen ikan yang ditanam pada tahun 2021 dan dilakukan transplantasi terumbu karang pada tahun 2022.
Untuk digitalisasi desa, ada Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) yang fungsinya sebagai penggerak dan mengkoordinir berjalannya digitalisasi desa, serta mensosialisasikan transformasi digital desa dari segi kemudahan administrasi dan layanan pemasaran produk masyarakat setempat. Laman website Desa Kersik dapat dilihat di website kersik.desa.id.
Suasana pantai Biru di Desa Kersik Kalimantan Timur, Sabtu (5/11). Foto: Angga Sukmawijaya/kumparan
Berbagai program dan gerakan antara warga Desa Kersik dan PHKT membuahkan hasil. Selain wisatawan berdatangan, Desa Kersik juga mendapat penghargaan sertifikat program Kampung Iklim (Proklim) Utama tahun 2022 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
ADVERTISEMENT
Proklim merupakan ajang penilaian berskala nasional yang diadakan oleh KLHK dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat, pemerintah, maupun perusahaan dalam melakukan penguatan kapasitas terkait kegiatan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Ajang penilaian ini ditujukan untuk Desa/Kelurahan yang telah melaksanakan kegiatan pengelolaan lingkungan sebagai bentuk adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim.
GM Zona 10 Regional 3 Kalimantan Subholding Upstream Pertamina, Djudjuwanto, mengatakan penghargaan sebagai Desa Proklim Utama dapat meningkatkan semangat masyarakat di Desa Kersik untuk terus melaksanakan beragam kegiatan positif dari pelatihan-pelatihan yang telah diberikan oleh PHKT sehingga akan tercipta keberlanjutan.
“Apresiasi ini dapat mengangkat nama baik dan reputasi positif bagi Pemerintah Kabupaten, Pemerintah desa, Perusahaan maupun masyarakat Desa Kersik," ujar Djudjuwanto.
ADVERTISEMENT