Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Mengunjungi Tambang Nikel Terbesar di Indonesia
3 Juli 2018 7:37 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
ADVERTISEMENT
Indonesia dikenal dengan kekayaan alamnya yang melimpah. Salah satu material berharga yang terkandung di tanah Indonesia adalah nikel. Logam nikel banyak dikombinasikan dengan logam lain untuk membentuk campuran karena fleksibilitas dan ketahanannya terhadap oksidasi dan korosi.
ADVERTISEMENT
Logam ini mampu mempertahankan karakteristiknya bahkan dalam suhu ekstrem. Nikel digunakan dalam berbagai produk, seperti televisi, baterai isi ulang, koin, peralatan makan bahkan gerbong kereta.
kumparan berkesempatan mengunjungi tambang nikel terbesar di Indonesia yang terletak di Sorowako, Sulawesi Selatan, milik PT Vale Indonesia Tbk (INCO).
“Produk utama PT Vale Indonesia adalah nikel matte, bentuknya seperti pasir. Produk ini memiliki unsur nikel sebanyak 78%, cobalt 1%, sulfur 20% serta material lainnya,” ujar Senior Manager of Communications PT Vale Indonesia Budi Handoko kepada kumparan, Senin (2/7).
Budi mengungkapkan, tingkat produksi tahunan mencapai rata-rata 75.000 metrik ton nickel matte. Lini produksi tersebut beroperasi dengan energi terbarukan yang dihasilkan oleh tiga pembangkit listrik tenaga air, yang secara keseluruhan menghasilkan 365 Megawatt (MW) tenaga listrik.
ADVERTISEMENT
“Saat ini, kami menjadi produsen nikel terbesar di Indonesia dan menyumbang 5% pasokan nikel dunia,” katanya.
Tahun lalu, Vale Indonesia berhasil menjual 77.643 nikel matte. Angka ini turun 2% dibanding penjualan tahun sebelumnya yang hanya mencapai 78.976 ton nikel matte.
Perusahaan yang berbasis di Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan tersebut memiliki total 118.017 hektare area tambang. Area tersebut terbagi di tiga provinsi yaitu Sulawesi tengah sebesar 22.099 hektare, Sulawesi Selatan sebesar 70.566 hektare dan Sulawesi Tenggara di Pomalaa sebesar 20.286 hektare dan di Suasua sebesar 4.466 hektare.
Untuk di Sorowako, area tambang di bagi menjadi beberapa blok sesuai dengan kebutuhan proses produksi nikel. Seperti area Stripping, Ore Mining, Screening Station, Stockpile, Apron Feeder, Dryer, Dry Ore Storage, Reduction Kiln, Furnace, Converter hingga Packaging.
ADVERTISEMENT
Dari 70.566 hektare area tambang tidak semua area telah ditambang. Masih banyak area yang belum diolah dan ada sebagian area yang sudah dihijaukan kembali.
“Kami sangat fokus dengan keberlanjutan ekosistem. Purnatambang kami lakukan proses penghijauan. Tumbuhan kami bibitkan sendiri, kami juga melindungi flora asli dari daerah sini,” jelas Budi.
Di lokasi tersebut juga terdapat area pemrosesan limbah serta pemrosesan untuk penjernihan air sisa proses tambang.