Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Menhan Prabowo: Industri Pertahanan Kita Memprihatinkan Karena Salah Urus
15 Juni 2022 13:06 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyoroti soal kondisi industri pertahanan di Indonesia. Menurut dia, industri pertahanan Tanah Air saat ini saat ini cukup memprihatinkan.
ADVERTISEMENT
"Marilah kita tidak menutup-nutupi bahwa dalam industri pertahanan kita selama ini terdapat kekurangan-kekurangan yang cukup memprihatinkan. Ini terjadi tidak hanya di industri pertahanan tapi di banyak industri lainnya terutama di BUMN," kata Prabowo.
Prabowo menilai lemahnya industri pertahanan Indonesia akibat salah urus dan adanya pihak melakukan pelanggaran-pelanggaran seperti korupsi. Dia meminta Direktur Utama PT DI melaporkan direksi yang kinerjanya buruk dan tidak loyal agar segera diganti.
"Pemerintah saya kira tegas. Anda sudah menyaksikan, kita tidak pandang bulu. Untuk itu benar-benar saya pesankan kepada Dirut (PT DI) yang baru, jangan ragu-ragu kalau ada pejabat direksi yang tidak loyal pada negara dan bangsa, tidak menunjukkan kinerja yang baik, laporkan, kita segera ganti," katanya.
ADVERTISEMENT
Prabowo mengatakan Presiden Jokowi sudah berusaha keras memperbaiki ini semua. Presiden, kata Prabowo, memberikan tugas kepada dia dan Menteri BUMN untuk menangani masalah tersebut.
"Petunjuk dari Bapak Presiden untuk sedapat mungkin anggaran yang kita keluarkan diarahkan kepada industri pertahanan. Jadi tekad kami dan kami akan terus bekerja keras memperkuat industri pertahanan," katanya.
Bukan tanpa alasan, Prabowo mengatakan misi tersebut harus dilakukan karena industri pertahanan adalah sesuatu yang vital bagi keselamatan dan kelangsungan Indonesia.
Prabowo mencontohkan perang Rusia-Ukraina yang jaraknya ribuan kilometer dari Indonesia, namun dampaknya bisa dirasakan langsung ke Tanah Air.
"Kita tidak akan pernah tahu kapan akan ada bahaya, gangguan dari luar maupun dari dalam tidak bisa kita ramalkan. Kita tidak memiliki niat bermusuhan dengan negara mana pun, niat kita demikian. Tapi niat bangsa lain belum tentu menghormati kita," ujarnya.
ADVERTISEMENT
"Pelajaran sejarah manusia ribuan tahun mengajarkan yang kuat akan berbuat seenaknya, the strong will do they can. Yang lemah akan menderita, the weak suffer what they must. Ini sejarah 2.500 tahun, kata dia menambahkan.