Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Menhub Masih Kaji Rencana Reaktivasi Jalur KA Ciwidey Usai 43 Tahun Tutup
8 Mei 2025 17:27 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Dudy mendukung rencana reaktivasi yang akan dilakukan Gubenur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
“Kita akan kaji dulu, tapi kita akan mendukung. Nanti kita lihat sampai seberapa jauh jalur-jalur itu bisa kita aktifkan. Semuanya harus dikaji secara sosial, ekonomi dan sebagainya,” kata Dudy di Kompleks Parlemen Senayan, Kamis (8/5).
Dudy mengatakan sejauh ini belum ada target yang dipatok oleh pemerintah baik Kemenhub maupun Pemda Jawa Barat dalam upaya reaktivasi ini. Hanya saja dia menyoroti besarnya anggaran untuk merealisasikan rencana ini, sehingga hasil studi itu nantinya akan memuat sejumlah perencanaan termasuk perihal anggaran.
“Dari hasil studi itu kemudian kita melakukan perencanaan kira-kira berapa lama selesainya, kemudian termasuk kebutuhan dananya dan sebagainya. (Anggaran) biasanya sih besar mungkin,” imbuh Dudy.
ADVERTISEMENT
Jalur kereta api Bandung-Ciwidey resmi berhenti beroperasi pada tahun 1982 karena beberapa hal, mulai dari kalah bersaing dengan transportasi mobil dan truk, serta peristiwa kecelakaan di Cukanghaur pada tahun 1970-an. Jalur ini dulunya digunakan untuk mengangkut hasil bumi dari Bandung Selatan ke Stasiun Bandung dan Jakarta.
Sebelumnya langkah reaktivasi jalur kereta api Jawa Barat ini juga dipandang akan memiliki sederet tantangan yang akan dihadapi, meskipun juga dilihat sebagai upaya positif.
Ketua Bidang Perkeretaapian Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Aditya Dwi Laksana, mengatakan reaktivasi ini menghadapi dua tantangan utama, yaitu pembiayaan dan pengadaan lahan.
Dia menyoroti kepadatan bangunan di bekas jalur KA ke Ciwidey ini khususnya di daerah Cikidapateuh, Buahbatu, Dayeuhkolot, Banjaran, dan Soreang. Sehingga menjadi tantangan tersendiri untuk penyediaan lahan.
ADVERTISEMENT
Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata, Djoko Setijowarno juga menilai mengaktifkan kembali jalur rel di Jawa Barat membutuhkan anggaran yang cukup.