Menhub Minta saat Mudik Tahun Depan Gerbang Tol Pakai IT untuk Atasi Kemacetan

20 April 2024 11:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menhub Budi Karya Sumadi di Gerbang Tol Kalikangkung, Sabtu (30/12/2023). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Menhub Budi Karya Sumadi di Gerbang Tol Kalikangkung, Sabtu (30/12/2023). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menilai kemacetan yang mengular saat arus balik Lebaran 2024, seperti di KM 70 atau GT Cikarang Utama (Cikatama), dapat dihindari jika gerbang tol telah menggunakan teknologi yang lebih modern.
ADVERTISEMENT
“Katakan semua gate (tol) itu sudah menggunakan IT, sehingga tidak perlu lagi menggunakan tapping ya. Apabila IT dijalankan, kecepatan itu bisa dipertahankan dengan kecepatan lebih tinggi di atas 40 Km per jam,” kata Budi Karya saat ditemui di Kantor Kemenhub Jakarta pada Jumat (19/4).
Budi Karya mengungkapkan hasil pemantauannya di GT Cikatama pada masa mudik dan arus balik ini terjadi penurunan kecepatan kendaraan yang cukup signifikan dari 70 Km per jam menjadi 5 Km per jam sepanjang 5 Km.
“Jadi kecepatan paling rendah itu Km per jam, kira-kira hampir 5 Km mulai dari 70 Km, turun, turun sampai segitu, ini membuat kita worry,” ujar Budi Karya.
Dari sisi tingkat kejenuhan jalan atau V/C ratio, Budi Karya menuturkan pada 14 April dan 15 April sebagai puncak arus balik terpantau cukup tinggi.
ADVERTISEMENT
“Pada hari Minggu dan Senin VC rasio yang terjadi di gerbang tol KM 70 itu 0,8 berarti dia itu sudah di atas, dan kalau dia mencapai satu maka itu macet ya,” terangnya.
Lebih lanjut, Budi menjelaskan sebelumnya pihaknya juga telah memproyeksi titik-titik krusial, termasuk KM 70, lantaran tingginya angka pemudik yang diproyeksi oleh Badan Kebijakan Transportasi (BKT) tahun ini yang capai 193 juta orang.
Sehingga, menurut Budi Karya, pengaturan mudik dan arus balik tahun ini tidaklah mudah dan ada sebagian kebijakan atau pengaturan yang diketok tahun ini tidak dapat diterapkan lagi pada periode mudik Lebaran selanjutnya.
“Oleh karenanya dengan apa yang kita lakukan ini sudah tidak mungkin kita laksanakan di tahun depan,” ungkap Budi Karya.
ADVERTISEMENT
Penambahan teknologi baru pada GT juga melengkapi sarana prasarana seperti rest area atau tempat untuk menampung padatnya arus mudik dan arus balik akan menjadi solusi kemacetan.
“Dengan kenaikan yang besar, itu tidak mungkin lagi, memang kita harus melengkapi sarana prasarana ini dengan lebih dengan menggunakan teknologi dan fungsi-fungsi yang secara kuantitas lebih memadai,” jelas Budi Karya.
“Kita bisa melakukan integrasi, teknologi yang sudah diberikan terutama oleh Jasa Marga sebenarnya sangat advance untuk ada perkembangan, dan dimungkinkan teknologi itu bisa memetakan permasalahan lebih baik,” tambahnya.