Meningkatnya Aktivitas Belanja Online di Paruh Kedua Pandemi

17 Maret 2021 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi belanja online. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi belanja online. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mungkin tidak terlalu dini untuk mengatakan pandemi COVID-19 akan menjadi salah satu peristiwa penting yang memiliki implikasi terhadap peradaban manusia dekade ini.
ADVERTISEMENT
Bagaimana tidak, pandemi yang disebabkan oleh virus SARS-COV-2 ini dengan cepat mengubah situasi. Paling terasa ketika kemudian ditemukan fakta bahwa interaksi manusia mempercepat persebaran virus.
Kemudian jumlah orang yang dianggap aman untuk berkumpul secara drastis menyusut dari ribuan, menjadi ratusan dan kemudian tidak boleh sama sekali.
Restoran, pusat perbelanjaan, warung kopi dan pusat-pusat keramaian lainnya di kota-kota besar terpaksa harus tutup atau membatasi jumlah orang di dalamnya. Sementara itu banyak pekerja kantoran menghadapi tantangan baru untuk bekerja penuh waktu di rumah.
Ilustrasi belanja di toko online kesehatan. Foto: shutterstock
Bahkan beberapa dari mereka masih harus menemani anak-anaknya melakukan pembelajaran jarak jauh.
Salah satu perubahan manusia yang paling kentara pada periode isolasi dan ketidakpastian ini adalah perubahan besar pada perilaku belanja mereka. Raksasa teknologi IBM bahkan sudah berani memprediksikan bahwa pandemi telah mempercepat peralihan dari toko fisik ke belanja digital sekitar lima tahun.
ADVERTISEMENT
Hasil riset JAKPAT juga menyatakan bahwa preferensi masyarakat untuk belanja online mengalami peningkatan pada semester kedua 2020. Sebesar 69,1% responden menyatakan lebih memilih belanja online daripada offline.
Selain itu berdasarkan SES, tren belanja online pada kelas menengah ke bawah semakin meningkat, meskipun pada semester pertama lebih disukai oleh kalangan atas.
Diagram preferensi masyarakat untuk berbelanja online. Foto: Dok. Jakpat
Meski habitus belanja online cenderung populer bagi responden yang tinggal di kota-kota besar seperti wilayah Jabodetabek, namun tren belanja online juga mengalami peningkatan yang ditunjukan oleh jawaban responden di semua wilayah.
Pada semester kedua 2020, 64,4% responden yang tinggal diluar Jawa memilih untuk berbelanja online. Mengalami peningkatan yang cukup signifikan dibanding pada semester pertama yang hanya 52,5% responden memilih belanja online.
ADVERTISEMENT
Secara umum, meningkatnya popularitas belanja online memang didorong oleh terbatasnya pergerakan responden selama pandemi. Mereka menganggap berbelanja secara online adalah metode yang paling tepat karena menghindari kontak fisik dan aktivitas di tempat umum.
Namun selain itu, banyaknya event diskon besar-besaran yang diselenggarakan oleh e-commerce selama semester II 2020 juga mempunyai andil cukup besar. Pada periode tersebut tercatat ada 4 event big sale yaitu 9.9, 10.10, 11.11, 12.12.
Menurut riset JAKPAT, lebih dari 90% responden menyatakan berbelanja selama event big sale. Menariknya sebesar 64,8% responden lebih menyukai model promosi ongkos kirim gratis dibandingkan model promosi potongan harga yang dipilih oleh 60,1%.
Banyaknya event big sale ternyata tidak selalu mendapatkan atensi yang sama. Hal tersebut terlihat dari jawaban responden yang sebanyak 43,8% memilih untuk membeli barang pada event 11.11. Paling tinggi di antara ketiga event lainnya.
ADVERTISEMENT
Selain pandemi dan meningkatnya penetrasi pengguna dompet digital di Indonesia turut menyebabkan tingginya animo belanja online selama semester II 2020. Karena seperti yang Sudah diketahui, kemudahan pembayaran merupakan salah satu nilai tambah yang ditawarkan oleh e-commerce.
Ilustrasi belanja online. Foto: Shutterstock
Hampir seluruh e-commerce di Indonesia saat ini sudah bekerja sama dengan platform dompet digital. Seperti Bukalapak dengan DANA, Tokopedia bersama OVO hingga Shopee yang sampai harus men-develop ShopeePay agar merenggut konsumen di pasar ini.
Berdasarkan riset tren dompet digital yang dilakukan oleh JAKPAT, pengguna aktif dompet digital juga mengalami peningkatan dari semester I 2020. Hal tersebut turut mendorong pertumbuhan belanja online, mengingat dompet digital merupakan metode pembayaran yang dilakukan oleh mayoritas responden.
Sebesar 72,3% responden memilih melakukan pembayaran melalui pembayaran dompet digital. Posisi selanjutnya diisi oleh metode pembayaran cash on delivery yang dipilih oleh 53,3%.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya berhenti sampai di situ, meningkatnya habitus belanja online juga berimbas kepada meningkatnya pembelian beberapa kategori produk. Dari hasi riset JAKPAT terlihat bahwa semua kategori produk yang cenderung mengalami kenaikan pembelian pada semester II 2020.
Meski semua kategori produk cenderung mengalami kenaikan, namun tercatat ada 3 kategori produk yang mengalami peningkatan pembelian yang cukup signifikan. Elektronik (elektronik, gadget, kamera & aksesoris), fashion (pakaian, tas, sepatu, muslim pakaian, dan aksesoris (pria/wanita) dan perawatan kecantikan; tubuh (tata rias, perawatan kulit/rambut/perawatan tubuh).
Ilustrasi belanja online. Foto: Melly Meiliani/kumparan
Pembelian kategori produk elektronik meningkat 8% dari semester I 2020 menjadi 66% dari total 1.493 responden. Sedangkan kategori produk fashion mengalami peningkatan pembelian sebesar 8,4% menjadi 62,7%. Peningkatan paling tinggi dimiliki oleh kategori produk kecantikan; perawatan tubuh dengan lonjakan persentase 9,8%.
ADVERTISEMENT
Dengan bergantinya cara berbelanja masyarakat, hampir dapat dipastikan akan menambah deretan toko retail yang terpaksa menutup gerainya selama pandemi.
Akhir tahun lalu saja PT Matahari Department Store Tbk mengumumkan telah menutup 7 gerai format besar sepanjang 2020 karena merugi. Gerai-gerai di bawah naungan PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) dan PT Mitra Adi Perkasa (MAPI) pun dilaporkan ditutup seiring berakhirnya masa sewa.
Dengan adanya fenomena ini barangkali belum terlalu terlambat bagi perusahaan yang kekuatannya terletak pada penjualan retail untuk segera beralih kepada penjualan online.
Toh saat ini, hampir seluruh e-commerce sudah menyediakan kanal khusus bagi para penjual retail besar atau jenama yang sudah mapan dalam bentuk official store.