Menkeu AS Buka-bukaan, Ngeluh Investasi China Berlebihan di Kendaraan Listrik

9 April 2024 7:48 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Janet Yellen. Foto: Christopher Aluka Berry/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Janet Yellen. Foto: Christopher Aluka Berry/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS), Janet Yellen, memperingati telah terjadinya kelebihan pasokan kapasitas industri dari hasil energi baru terbarukan EBT China, salah satunya kendaraan listrik.
ADVERTISEMENT
Yellen menyebut, AS tidak akan membiarkan terulangnya tahun 2000-an, ketika saat itu barang impor China menghancurkan sekitar 2 juta manufaktur di AS.
Hal itu ia sampaikan berkunjung ke China selama empat 4 hari, untuk menekankan agar pemerintahan Xi Jinping bisa mengendalikan kelebihan kapasitas industri ini.
Sehingga hal tersebut seakan mengancam produk-produk hasil dari EBT dari perusahaan di AS dan negara lain.
Meski begitu, AS dalam hal ini tidak mengancam akan menggunakan tarif baru terhadap produk kendaraan listrik, baterai, panel surya dan barang energi ramah lingkungan lainnya yang berasal dari China.
Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen dalam High Level Seminar G20 di Nusa Dua, Bali, Jumat (15/7). Foto: ANTARA FOTO
Menurut Yellen, kejadian ini hampir mirip dengan penderitaan yang dirasakan AS di sektor baja pada masa lalu.
“Kami telah melihat cerita ini sebelumnya. Lebih dari satu dekade yang lalu, dukungan besar-besaran dari pemerintah China menyebabkan harga baja Tiongkok yang lebih rendah membanjiri pasar global dan menghancurkan industri di seluruh dunia dan di Amerika Serikat,” tegas Yellen.
ADVERTISEMENT
Ia juga mengatakan, pembahasan ini masih memerlukan pembahasan lebih lanjut untuk mencapai solusi.
Apalagi Yellen menegaskan, percakapannya dengan para pejabat Tiongkok telah memajukan kepentingan Amerika. Kekhawatiran terhadap kelebihan kapasitas industri juga dirasakan oleh negara-negara sekutu di Eropa, Jepang, Meksiko, Filipina, dan negara-negara berkembang lainnya.

Respons China

Aktivitas di salah satu pabrik mobil listrik Neta Auto di Tongxiang, China. Foto: Sena Pratama/kumparan
Parlemen Tiongkok, Kongres Rakyat Nasional, mengatakan pada bulan Maret bahwa pemerintah akan mengambil langkah-langkah untuk mengekang kelebihan kapasitas industri itu.
Namun, China mengatakan fokus AS dan Eropa baru-baru ini terhadap risiko kelebihan kapasitas Tiongkok terhadap negara-negara lain adalah salah arah.
Para pejabat Tiongkok mengatakan kritik tersebut justru meremehkan inovasi yang dilakukan perusahaan-perusahaan AS di industri-industri utama dan melebih-lebihkan pentingnya dukungan negara dalam mendorong pertumbuhan mereka.
Kementerian Industri dan Teknologi Informasi China menambahkan, bahwa pihaknya berkomitmen untuk mendukung ekspor kendaraan listrik dan akan membantu mempercepat pengembangan industri di luar negeri. Termasuk perencanaan pengiriman dan logistik serta dukungan bagi perusahaan untuk berinovasi dan memenuhi standar global.
ADVERTISEMENT