Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Menkop Belum Bicara dengan Prabowo soal Susu Ikan di Makan Bergizi Gratis
11 September 2024 19:13 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Teten Masduki , mengakui belum ada pembicaraan dengan Presiden terpilih Prabowo Subianto mengenai potensi susu ikan sebagai alternatif pengganti susu sapi untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG).
ADVERTISEMENT
"Nah itu saya belum ada pembicaraan itu," kata Teten usai rapat bersama Komisi VI DPR RI, Rabu (11/9).
Meski belum ada pembicaraan dengan Prabowo, Teten mengatakan susu ikan ini akan lebih banyak melibatkan UMKM. Menurutnya, ini sejalan dengan arahan dari Presiden Joko Widodo.
"Pak Jokowi kan sudah menyampaikan ya, bahwa bagaimana misalnya makan bergizi itu juga melibatkan UMKM. Nah salah satunya, menurut saya yang potensial adalah susu. Karena susu ini kan bisa, apalagi kalau dimakan bergizi ini untuk anak-anak sekolah," ujar Teten
Terkait dengan susu ikan sebagai alternatif pengganti susu sapi untuk program Makan Bergizi Gratis, Teten mengatakan pihaknya bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sedang mendorong hilirisasi untuk memproduksi ekstrak protein ikan.
ADVERTISEMENT
"Ya, sebenarnya kan hilirisasi produk kelautan, salah satunya ikan, ini turunannya banyak, jadi bukan hanya untuk susu. Nantinya bisa digunakan untuk industri makanan untuk meningkatkan pendapatan para nelayan," ungkap Teten.
Teten menyebut 80 persen susu di Indonesia masih impor. Dalam kondisi tersebut, ia menilai Indonesia mempunyai potensi untuk mengganti susu sapi dengan susu yang dibuat dari protein ikan.
"Nah, kita punya potensi untuk menciptai susu sapi itu dengan susu yang dibuat dari protein ikan. Dan keunggulannya ini nggak ada dari segi, susu ini nggak ada alergi laktosa untuk orang Indonesia," tutur Teten.
"Hampir nggak mungkin kita bisa suasembada susu. Karena keterbatasan lahan, produktivitas sapi, juga susu sapi itu di kita cuma 15 liter per hari. Kebetulan saya tahu karena ini kan semuanya hampir koperasi," tambahnya.
ADVERTISEMENT