Menkop Teten: Jika Tak Dibatasi Aplikasi Temu Bisa Bunuh UMKM

10 September 2024 16:13 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Belanja Online. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Belanja Online. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, angkat bicara soal rencana masuknya aplikasi Temu, yang merupakan platform cross-border asal China. Aplikasi tersebut menggunakan metode penjualan factory to consumer (penjualan langsung dari pabrik ke konsumen).
ADVERTISEMENT
Teten mengaku sudah bicara dengan Presiden soal adanya rencana tersebut yang bisa mengancam UMKM. Sebab, kata dia, semua negara ingin melindungi UMKM jangan sampai kalah saing dengan produk dari luar negeri melalui platform global.
"Sehingga kita perlu membangun beberapa restriksi ya," kata Teten ditemui di UC UGM, Kabupaten Sleman, Selasa (10/9).
Menurut Teten, saat ini banyak produk impor yang dijual melalui cross-border online, namun tidak mengurus izin edar, SNI dan lain sebagainya.
"Nah ini ini kan harus diperketat, termasuk pengetatan arus masuk barangnya ya karena ada juga yang dijual lewat platform global tapi bukan cross-border. Jadi dia masuk dulu ke Indonesia," katanya.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menghadiri acara Entrepreneur Hub di University Club Universitas Gadjah Mada, Selasa (10/9/2024). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Teten mengatakan banyak ditemukan pula penyelundupan. Hal ini sempat dia bahas di rapat kabinet. "Jadi negara pengekspor-nya tercatat di sini dicatatnya lebih sedikit. Itu indikasi ada penyelundupan," bebernya.
ADVERTISEMENT
Temu Belum Urus ke Kemenkumham
Di sisi lain, Teten menegaskan Temu belum mendaftarkan izinnya ke Kemenkumham. "Cuma lagi ngurus HAKI-nya kebetulan ada satu perusahaan yang lokal namanya Temu juga," katanya.
Menurut Teten, antisipasi harus dilakukan oleh pemerintah terkait aplikasi Temu tersebut. Sebab, kata dia, jika tidak ada pembatasan, platform global seperti ini bisa membunuh UMKM.
"Jadi ini kan kalau misalnya tadi platform global tadi tidak dibatasi, ya itu akan mengurangi banyak lapangan kerja dan bahkan bisa membunuh warga UMKM," katanya.