Menkop Teten Kunjungi Vietnam, Perkuat Kerja Sama KUKM dan Produksi Pangan

22 Maret 2024 11:44 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (MenKopUKM), Teten Masduki, mengunjungi Vietnam pada 21-22 Maret 2024. Foto: dok. KemenKopUKM
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (MenKopUKM), Teten Masduki, mengunjungi Vietnam pada 21-22 Maret 2024. Foto: dok. KemenKopUKM
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (MenKopUKM), Teten Masduki, mengunjungi Vietnam dalam rangka memperkuat kerja sama ekonomi kedua negara, khususnya terkait koperasi dan UKM serta produksi pangan.
“Sebagai sesama negara ASEAN, Indonesia dan Vietnam memiliki potensi ekonomi yang relatif sama sehingga perlu menjalin kerja sama untuk membangun kolaborasi untuk memperkuat keunggulan domestik kedua negara,” kata Teten, Kamis (21/3).
Dalam kunjungan kerja yang berlangsung pada 21-22 Maret 2024 tersebut, Teten bertemu dengan Secretary of the Provincial Party Committee, Nguyen Hai Ninh, yang bertindak sebagai chair meeting, serta Chairman of Khanh Hoa Provincial People’s Committee, Nguyen Tan Tuan.
Teten turut didampingi oleh Duta Besar Indonesia untuk Vietnam, Denny Abdi, Pj Gubernur Jawa Timur, Adi Karyono, Deputi Menteri Perekonomian Bidang Kerja sama Internasional, Edi Prio Pambudi, dan Deputi Bidang UKM KemenKopUKM, Ahmad Zabadi.
“Potensi yang dimiliki Indonesia dan Vietnam penting untuk dikolaborasikan melalui peningkatkan produksi dan hilirisasi pangan yang melibatkan koperasi dan UMKM, salah satunya melalui pengembangan ekosistem pertanian digital sebagai langkah transformatif dari pertanian tradisional menjadi pertanian modern,” ujarnya.
Kerja sama lainnya yakni dalam bidang riset dan pengembangan pada sektor agrikultur dan akuakultur. Tujuannya untuk terus meningkatkan kualitas dan daya saing produk Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (KUMKM) di pasar global.
“Penting juga meningkatkan kerja sama mengembangkan model bisnis dan kemitraan rantai pasok perikanan dan pertanian di ASEAN,” ungkap Teten.
Bukan tanpa alasan, ASEAN merupakan kawasan yang memiliki potensi besar di sektor agrikultur dan akuakultur. Data Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) pada 2024 menunjukkan hampir seperlima dari total produksi ikan dunia berasal dari ASEAN, yakni 42 juta ton dari total 218 juta ton produksi ikan dunia.
Selain itu, hampir seperempat produksi beras dunia berasal dari ASEAN. Berdasarkan data FAO pada 2023, sebesar 193,1 juta ton beras berasal dari ASEAN dari total 776 juta ton produksi beras dunia.
Teten mengemukakan penguatan kerja sama ini akan berdampak pada semakin terbukanya lapangan kerja berkualitas di kedua negara.
Lapangan kerja berkualitas sangat diperlukan agar generasi muda lebih banyak terlibat dalam sektor ini. Sebab, generasi muda merupakan kekuatan pendorong kemajuan pangan dan perikanan di kawasan ASEAN.
Guna mendukung hal tersebut, Menteri Teten mengungkapkan saat ini Indonesia tengah berfokus mengembangkan beberapa inisiatif hilirisasi, baik produk pertanian, perikanan, peternakan, hingga perkebunan berbasis koperasi.
“Intinya, mengembangkan model korporatisasi petani dan nelayan berbasis koperasi. Di mana koperasi berperan sebagai aggregator, inovator, dan fasilitator untuk menghubungkan produk petani dan nelayan dengan rantai pasok usaha besar dan global,” kata Menteri Teten.
Sejumlah inovasi program KemenKopUKM terkait hilirisasi, di antaranya adalah hilirisasi kelapa sawit menjadi Minyak Makan Merah, serta pengembangan sejumlah komoditas unggulan oleh koperasi melalui Rumah Produksi Bersama.
Artikel ini dibuat oleh kumparan Studio