Menperin Ajak Raksasa Manufaktur Turki Investasi Sektor Energi dan Mamin di RI

9 Juni 2024 19:08 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menperin Agus Gumiwang bertemu SANKO Holding di Turki. Foto: Kemenperin RI
zoom-in-whitePerbesar
Menperin Agus Gumiwang bertemu SANKO Holding di Turki. Foto: Kemenperin RI
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita, mengajak konglomerasi manufaktur terbesar di Turki, SANKO Holding, berinvestasi di sektor energi dan industri makanan dan minuman (mamin) di Indonesia. Penjajakan telah dilakukan Agus dalam pertemuan dengan manajemen SANKO Holding di Turki pada 4 dan 5 Juni 2024 lalu.
ADVERTISEMENT
Agus menjelaskan SANKO Holding mempekerjakan sekitar 14.000 tenaga kerja, beroperasi di 11 sektor berbeda, serta melakukan ekspor produk ke lebih dari 100 negara.
Sektor-sektor unggulan dari SANKO Holding meliputi industri tekstil, pengemasan, energi, konstruksi, semen dan bangunan, serta real estate. Di bidang tekstil, Sanko Textile merupakan salah satu pemimpin global dalam produksi benang dan kain.
“Dalam pertemuan kemarin, kami mendorong SANKO Holding untuk memperluas investasinya ke sektor hilir, juga ke sektor energi,” kata Agus melalui keterangan tertulis, Minggu (9/6).
Agus mendorong SANKO Holding berinvestasi pada sektor hilir, salah satunya industri pengolahan tuna dan galangan kapal. Mengingat, SANKO akan mengembangkan budi daya tuna di Biak, Papua, serta membuat kapal pengolah tuna.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, Agus juga mengajak anak usaha SANKO Holding yakni SANKO Energi untuk berinvestasi di bidang Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Indonesia, yang saat ini memiliki tingkat utilisasi rendah.
“Terdapat sekitar 69 bendungan di Indonesia yang belum termanfaatkan secara optimal, sehingga menjadi peluang yang bisa dimanfaatkan SANKO Holding untuk mengembangkan lini energinya di Indonesia,” jelas Agus.
SANKO Energi saat ini telah memiliki sejumlah pembangkit listrik dari hydroelectric, angin, dan panas bumi dengan kapasitas terpasang sebesar 1.000 MW. Peluang investasi yang ditawarkan oleh Menperin juga mendorong SANKO Holding untuk berpartisipasi dalam produksi energi terbarukan, sebagai salah satu upaya mewujudkan Net Zero Emission di Indonesia pada 2060.
Selain itu, SANKO Holding juga memiliki industri tekstil dan kemasan yang juga didorong agar mau berinvestasi di Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Pihak SANKO menyambut baik tawaran tersebut dan akan membicarakan hal ini lebih lanjut,” ungkap Agus.
Total investasi Turki di Indonesia pada kurun waktu 2019 hingga 2023 mencapai USD 42,758 Juta, menempatkan Turki pada urutan ke-43 di antara negara-negara yang berinvestasi di Indonesia. Artinya, masih terdapat peluang yang besar bagi perusahaan-perusahaan asal Turki untuk mengembangkan bisnisnya di Indonesia.