Menperin Buka Peluang Kerja Sama Industri Petrokimia dengan Arab Saudi

16 April 2025 12:30 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita di kantornya, Jakarta, Rabu (16/4). Foto: Muhammad Fhandra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita di kantornya, Jakarta, Rabu (16/4). Foto: Muhammad Fhandra/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita bertemu dengan Menteri Industri dan Sumber Daya Mineral Kerajaan Arab Saudi Bandar Al-Khorayef pada Rabu (16/4) di Jakarta.
ADVERTISEMENT
Agus mengatakan Indonesia bakal buka peluang bekerja sama dengan Kerajaan Arab dalam hal peningkatan industri petrokimia. Katanya, Indonesia membutuhkan downstreaming dari petrochemical untuk mendukung sektor-sektor turunannya.
"Di mana petrochemical itu rupanya merupakan mother of all industry sekarang di luar logam," ucap Agus Gumiwang kepada awak media di kantornya, Rabu (16/4).
Menurut Agus, pertemuan RI- Kerajaan Arab Saudi hari ini (16/4) dinilai sangat tepat. Ini didasari perkembangan geoekonomi dan geopolitik di mana Indonesia dan Arab Saudi menganggap global uncertainty ini harus menjadi perhatian kedua negara.
Didorong pula karena perang tarif yang bermula dari Amerika Serikat (AS), kata Agus negara-negara di seluruh dunia mesti memitigasi dengan penguatan kerja sama kedua negara.
"Dan Amerika adalah Trump, dan oleh sebab itu untuk menghadapi global uncertainty ini kami sepakat bahwa salah satu cara untuk memitigasinya adalah penguatan kerja sama antara kedua negara," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Agus menjelaskan, sampai hari ini, perdagangan Indonesia ke Arab Saudi masih tergolong sangat rendah. Pada tahun 2024, perdagangan RI ke Arab Saudi tercatat USD 3,3 miliar.
"Melihat kekuatan ekonomi dari kedua negara yang bersama-sama anggota G20, dan juga investment-nya dari Saudi ke Indonesia juga relatively sangat rendah," ujar Agus.
Dilanjut Agus, Indonesia-Kerajaan Arab Saudi sepakat bakal saling mengisi dan memberikan komplementer dalam hal perdagangan dan investasi.
Pasalnya, baru-baru ini Arab Saudi telah memulai program industrialisasinya. Saudi mengaku ingin 'belajar' terkait industrialisasi ini dengan RI, sebab Indonesia sudah lebih dulu membangun ekosistem industrialisasi termasuk manufaktur.
"Itu bisa dijadikan model bagaimana Indonesia dalam pengalaman berpuluh-puluh tahun ini membangun industri manufakturnya. Ini yang tadi juga dibicarakan oleh pihak Saudi," imbuh dia.
Menteri Perindustrian Republik Indonesia Agus Gumiwang. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Dalam hal ini juga, Arab buka peluang dan punya kekuatan untuk bekerja sama dengan RI bagaimana untuk bisa menjadi pemain dunia dalam konteks pengembangan mineral, industrialisasi dari mineral. Agus menilai Indonesia cukup advanced di bidang ini.
ADVERTISEMENT
"Jadi kita kemudian juga akan, mereka baru tentu karena pengembangan industri baru dilaksanakan recently, mereka juga akan tukar pikiran dengan Indonesia bagaimana mengembangkan kawasan-kawasan industri," ucapnya.
Atas dasar itu, dalam waktu dekat, Agus bilang Indonesia-Kerajaan Arab Saudi bakal menandatangani perjanjian kerja sama.
Di MOU Indonesia-Kerajaan Arab Saudi nanti, Agus mau membatasi program dan proyek-proyek yang memiliki common ground antarkedua negara.
Katanya, MOU bakal diarahkan ke proyek-proyek quick win, dan 'low hanging fruit'. Artinya, kesempatan yang mudah diakses dan menghasilkan hasil yang cepat.
"Jadi MOU tidak akan terlalu luas, tidak akan terlalu lebar, tapi akan kita pinpoint, akan kita detailkan dua atau tiga proyek yang memang low hanging fruit, yang memang quick win, yang menjadi basic atau common interest dari Arab Saudi dan Indonesia," tutup Agus.
ADVERTISEMENT