Menperin: Industri Pengolahan RI Lolos dari Krisis di 2023

10 Februari 2024 19:15 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menperin Agus Gumiwang. Foto: Dok. Kemenperin
zoom-in-whitePerbesar
Menperin Agus Gumiwang. Foto: Dok. Kemenperin
ADVERTISEMENT
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang melaporkan sektor industri pengolahan di Indonesia menjadi menyumbang kontribusi tertinggi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2023 yang mencapai 5.05 persen secara tahunan (yoy).
ADVERTISEMENT
Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS), pada kuartal IV 2023 (yoy), industri pengolahan menjadi sumber pertumbuhan tertinggi bagi perekonomian, yakni sebesar 0,85 persen. Industri pengolahan juga menjadi sumber pertumbuhan tertinggi pada tahun 2023 (ctc), sebesar 0,95 persen. Tahun 2023 sektor industri pengolahan sendiri tumbuh 4,64 persen (ctc).
”Di tengah kondisi perekonomian dunia yang melemah, industri pengolahan tetap tumbuh dan berhasil lepas dari krisis yang terjadi pada 2023. Tentunya ini merupakan kerja keras dan resiliensi sektor industri manufaktur Indonesia,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Sabtu (10/2).
Menperin juga menegaskan industri pengolahan mencatatkan kinerja yang impresif tahun 2023 dan berkontribusi ke pertumbuhan PDB nasional. Indikasinya, Prompt Manufacturing Index (PMI) Bank Indonesia pada kuartal IV 2023 mencapai mencapai 51,20 persen atau masih berada di zona ekspansi. Selain itu, kapasitas produksi terpakai pada periode yang sama mencapai 73,91 persen, meningkat dibandingkan kuartal IV 2022 yang sebesar 71,49 persen.
ADVERTISEMENT
"Ini menandakan industri pengolahan masih menunjukkan peningkatan aktivitas produksi," kata Agus.
Industri Pengolahan Tumbuh Didorong Permintaan Pasar
Sepanjang 2023, perekonomian dunia dibayangi oleh perdagangan global yang mengalami kontraksi, akibat penurunan nilai perdagangan barang. Namun, industri pengolahan masih tumbuh stabil, didukung oleh permintaan domestik dan global.
Hal ini dapat dilihat pada pertumbuhan di beberapa subsektor industri seperti industri logam dasar, industri barang logam, komputer, barang elektronik, optik, dan peralatan listrik, industri alat angkutan, industri pengolahan tembakau, serta industri kertas dan barang dari kertas, percetakan, dan reproduksi media rekaman.
Didorong oleh peningkatan permintaan luar negeri, industri logam dasar tumbuh 14,17 persen. Sedangkan industri barang logam, komputer, barang elektronik, optik, dan peralatan listrik mengalami pertumbuhan sebesar 13,67 persen berkat peningkatan produksi industri barang logam bukan mesin dan peralatan.
ADVERTISEMENT
Sementara, industri alat angkutan tumbuh 7,63 persen dengan meningkatnya permintaan domestik atas produk sepeda motor. Kemudian industri pengolahan tembakau tumbuh 4,80 persen didukung oleh peningkatan permintaan luar negeri. Kemudian pertumbuhan industri kertas dan barang dari kertas, percetakan, dan reproduksi media rekaman yang mencapai 4,52 persen dipengaruhi oleh kenaikan permintaan percetakan menjelang pemilu 2024.
”Kemudian, dari sisi peningkatan penggunaan produksi dalam negeri (P3DN), belanja modal pemerintah APBN dan APBD menunjukkan pertumbuhan positif dan menguat dibanding periode sebelumnya, sebesar 26,31 persen (ctc),” ujar Agus.
Ilustrasi pabrik mobil Daihatsu. Foto: Astra International
Industri Pengolahan Nonmigas
Menperin menambahkan, kontribusi sektor industri pengolahan nonmigas pada tahun 2023 mencapai 16,75 persen dan ditargetkan meningkat menjadi 17,90 persen pada 2024.
Untuk dapat mencapai target tersebut dan target-target kinerja lainnya, Kemenperin menjalankan program-program prioritas di tahun 2024, meliputi program restrukturisasi mesin dan/atau peralatan kepada industri pengolahan kayu, makanan dan minuman, tekstil, serta kepada para pelaku industri kecil menengah.
ADVERTISEMENT
"Kemudian, melanjutkan hilirisasi sumber daya alam di tiga sektor, yakni industri berbasis agro, industri berbasis bahan tambang dan mineral, serta industri berbasis migas dan batu bara," kata Agus.
Selanjutnya, adalah dengan memacu pembangunan industri hijau untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan, serta memperkuat penumbuhan dan pengembangan IKM startup berbasis teknologi.
Untuk mengakselerasi peningkatan daya saing industri nasional, Kemenperin memberikan fasilitasi sertifikasi secara gratis kepada perusahaan industri dalam negeri melalui Pusat Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri dan mendorong perkembangan ekosistem halal dan memperkuat daya saing produk nasional melalui Program Fasilitasi dan Pembinaan Industri Halal.