news-card-video
21 Ramadhan 1446 HJumat, 21 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Menperin: Jepang Butuh Banyak SDM Industri Pengelasan, RI Bisa Ambil Peluang

20 Maret 2025 14:42 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Perindustrian Republik Indonesia Agus Gumiwang. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Perindustrian Republik Indonesia Agus Gumiwang. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, pemerintah Indonesia memperkuat hubungan dengan Jepang di berbagai sektor industri, mulai dari otomotif, pengelasan, hingga Sumber Daya Manusia (SDM).
ADVERTISEMENT
“Sebagai salah satu negara yang memiliki sejarah panjang dalam mendukung industrialisasi di Indonesia, Jepang kini memiliki kebutuhan tenaga kerja di bidang pengelasan yang sangat tinggi. Tentunya ini memerlukan SDM yang kompeten dan bisa berdaya saing global,” kata Agus dalam keterangannya, Kamis (20/3).
Ia menjelaskan, Indonesia dan Jepang aktif menjalin kerja sama bilateral dalam berbagai bidang, termasuk dalam upaya pengembangan SDM. “Sedangkan untuk kerja sama di sektor industri, Indonesia dan Jepang juga telah lama menjalin secara komprehensif," jelasnya.
Selama lima tahun terakhir, total perdagangan nonmigas Indonesia-Jepang tumbuh sebesar 8,5 persen, dengan mencapai nilai sebesar USD 33,4 miliar pada tahun 2024.
Jepang saat ini mengalami peningkatan kebutuhan tenaga kerja bidang pengelasan untuk mendukung aktivitas di sektor industri otomotif dan perkapalan. Namun demikian, perusahaan yang bergerak di bidang tersebut membutuhkan pekerja las atau welder yang memiliki keterampilan dan sertifikasi yang sesuai.
Ilustrasi produksi di pabrik Daihatsu Jepang. Foto: Nikkei
Sementara itu, Wakil Menteri Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI) Christina Aryani menjelaskan, bidang pengelasan memang sangat dibutuhkan di Jepang.
ADVERTISEMENT
“Hal yang paling penting dalam bekerja di luar negeri adalah kesiapan pekerja migran itu sendiri. Pekerja migran harus punya kompetensi, penguasaan bahasa asing, dan memahami kontrak kerja dengan baik,” ujar Christina.
Peluang Tenaga Kerja Industri RI
Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin, Masrokhan, menyatakan sedang merintis untuk memasok tenaga kerja internasional melalui sekolah dan kampus vokasi industri di bawah naungan Kemenperin.
“Untuk itu, Kemenperin menyusun kebijakan untuk menciptakan SDM berdaya saing global dengan meningkatkan kerja sama luar negeri melalui pelatihan-pelatihan yang bekerja sama dengan negara maju, peningkatan standar kurikulum, sertifikasi internasional, praktik kerja industri (prakerin), dan magang di luar negeri, serta kelas industri internasional,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Salah satu kelas industri internasional yang dibentuk adalah kelas industri Morimitsu Jepang yang fokus pada pembentukan tenaga pengelasan tingkat mahir di Politeknik ATI Makassar sebagai kampus vokasi Kemenperin yang memiliki spesialisasi di bidang teknologi industri dan manufaktur.
Pada pelaksanaannya, Kemenperin juga didukung oleh KP2MI yang memiliki tugas memberikan pelindungan bagi pekerja-pekerja migran Indonesia di luar negeri.
“Program kelas industri ini merupakan program awal pendidikan kelas internasional yang mengirimkan tenaga kerja ke luar negeri, dalam hal ini ke Jepang, yang diawali dengan pelaksanaan short-term internship bagi mahasiswa,” jelas Masrokhan.