Menperin Mau Perkuat Sinergi dengan Jepang: RI Siap Jadi Pusat Manufaktur Global

25 September 2024 9:49 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menperin Agus Gumiwang saat akan menerima gelar doktor kehormatan dari Hiroshima University. Foto: Moh Fajri/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menperin Agus Gumiwang saat akan menerima gelar doktor kehormatan dari Hiroshima University. Foto: Moh Fajri/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mendorong peningkatan kerja sama antara Indonesia dengan Jepang. Untuk itu, ia mengajak Jepang bersama-sama mengkaji prospek dan strategi kerja sama di masa depan.
ADVERTISEMENT
Apalagi, kata Agus, hubungan bilateral antara Indonesia dengan Jepang yang masuk tahun ke-65 bisa berperan penting bagi perdamaian dan pembangunan.
“Hubungan tersebut memiliki sejarah panjang kolaborasi dalam beberapa bidang, termasuk ekonomi, politik, teknologi dan inovasi, serta budaya,” kata Agus saat memaparkan materi ‘Menilai Prospek Masa Depan: Menetapkan Kerangka Kerja untuk Diplomasi Ekonomi dan Sosial antara Indonesia dan Jepang’ di Hiroshima University, Jepang, Selasa (24/9).
“Sejak dimulainya hubungan diplomatik antara Jepang dan Indonesia pada tahun 1958, Jepang telah menjadi mitra setia Indonesia,” tambahnya.
Agus menilai saat ini kolaborasi Indonesia dan Jepang telah berkembang melampaui kerja sama bilateral, tetapi juga bersama-sama mengatasi berbagai masalah global.
Ia mengatakan ke depannya, Indonesia dan Jepang dapat menaruh perhatian pada berbagai isu, termasuk peningkatan kerja sama pendidikan, mendorong demokrasi regional, fasilitasi transisi energi, dan penanggulangan perubahan iklim.
ADVERTISEMENT
Agus menegaskan kemitraan kolaboratif antara kedua negara tersebut berpeluang membuka lebih banyak lapangan kerja, yang didukung dengan transfer teknologi oleh perusahaan Jepang kepada mitra-mitra di Indonesia.
“Sebagai pemain penting di kawasan ASEAN, Indonesia siap menjadi pusat manufaktur global Jepang di kawasan ini,” ujar Agus.
Pemerintah Indonesia juga telah merumuskan rencana jangka panjang untuk memanfaatkan bonus demografi dan mengurangi disrupsi global, dengan memprioritaskan anggaran untuk pendidikan, pengembangan keterampilan, kesehatan, dan membangun infrastruktur inovasi.
Kebijakan industri jangka menengah Indonesia mencakup pengembangan industri prioritas, pembentukan aglomerasi industri dalam Kawasan Ekonomi Khusus, pemberdayaan Industri Kecil Menengah, hingga promosi industri hijau.