Menperin: Revolusi Industri 4.0 Tak Hilangkan Lapangan Kerja

21 Februari 2018 13:57 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Airlangga Hartarto dan Archandra Tahar. (Foto: Siti Maghfirah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Airlangga Hartarto dan Archandra Tahar. (Foto: Siti Maghfirah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Saat ini Indonesia tengah memasuki revolusi industri 4.0, yaitu kondisi ketika penggunaan teknologi digital makin marak. Namun, banyak yang khawatir revolusi industri ini akan menghilangkan lapangan pekerjaan karena tergantikan oleh teknologi.
ADVERTISEMENT
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menilai revolusi industri tidak akan menghilangkan tenaga kerja. Meskipun era serba digital dan mengandalkan teknologi ini sudah banyak robotisasi dan digital printing, lapangan kerja masih tetap ada.
"Internet of everything. Masyarakat diberikan info kurang tepat kalau digital teknologi ini cenderung disruptif, menganggu lapangan kerja yang ada," kata Airlangga di Hotel Mulia, Jakarta, Rabu (21/2).
Menurutnya revolusi industri 4.0 merupakan kenaikan tingkat dari revolusi industri ketiga. Pada periode itu, industri sebenarnya sudah mengenal adanya teknologi robotic, otomatisasi serta penggunaan data.
Namun saat ini, industri mulai berubah. Airlangga mengibaratkan saat ini mesin dan mesin sudah bisa saling berinteraksi. Sehinga perusahaan-perusahaan di era 4.0 akan memiliki jumlah tenaga kerja relatif lebih sedikit.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, masih ada perusahaan di Indonesia memanfaatkan teknologi namun justru menciptakan lapangan pekerjaan. Misalnya saja e-commerce yang mendorong teknologi digital meningkatkan tenaga kerja seperti model Gojek dan Grab.
Menurut Airlangga, perusahaan-perusahan seperti itu menggunakan teknologi secara maksimal, namun juga memperluas lapangan kerja. Kasus tersebut berbeda dengan yang terjadi di Amerika. Airlangga sempat berseloroh bahwa di Amerika teknologi lebih canggih karena makanan diantar menggunakan drone.
"Tapi drone enggak bisa mencet lift. Kalau di Indonesia sopir gojeknya naik pakai lift, jadi makanan bisa diterima sampai atas. Itu bedanya teknologi digital di Amerika dan Indonesia," ujarnya.
Airlangga menegaskan Indonesia saat ini sudah siap untuk memasuki revolusi industri 4.0. "Jadi Indonesia sebenarnya siap, intinya siap enggak siap harus siap. Karena dunia arahnya sudah ke sana," katanya.
ADVERTISEMENT