Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Menperin Sebut Industri Agro Tumbuh 5,2 Persen, Serap 9,37 Juta Tenaga Kerja
8 Mei 2025 18:59 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, industri agro merupakan salah satu sektor strategis yang berperan penting menopang perekonomian nasional. Tercatat, industri agro mampu tumbuh hingga 5,2 persen dan berkontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional sebesar 8,89 persen.
ADVERTISEMENT
Di samping itu, industri agro juga memberikan andil mencapai 51,81 persen pada PDB industri pengolahan nonmigas, dan sektor ini telah menyerap tenaga kerja lebih dari 9,37 juta orang. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) juga memacu industri agro semakin produktif, inovatif dan berdaya saing global.
“Dalam upaya pengembangannya, beberapa strategi sudah kami jalankan, antara lain menyediakan tenaga kerja yang kompeten di bidang industri agro,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (8/5).
Menperin mengemukakan, Indonesia memiliki pasar domestik yang sangat besar sehingga dengan potensi ketersediaan sumber daya alam yang melimpah dan didukung dengan tenaga kerja terampil, Kemenperin optimistis industri agro akan semakin tumbuh berkembang.
“Beberapa subsektor andalan di industri agro, di antaranya industri makanan dan minuman, serta industri kayu, kertas, dan furnitur,” kata dia.
ADVERTISEMENT
Untuk meningkatkan industri agro, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin juga turut berperan melalui pelaksanaan program pengembangan kompetensi SDM industri. “Kami berkomitmen untuk memajukan SDM industri agro dengan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan vokasi yang fokus pada sektor tersebut,” ujar Kepala BPSDMI, Masrokhan.
Pada Rabu (7/5), salah satu unit pendidikan vokasi Kemenperin, yakni Politeknik ATI Padang, telah membuka program pelatihan pengolahan mangga dan pisang bagi negara-negara di kawasan Karibia. Kegiatan ini merupakan hasil kerja sama antara Kemenperin dengan Non-Aligned Movement Centre for South-South and Triangular Cooperation (NAM CSSTC) serta Kementerian Luar Negeri RI (Kemlu), yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi tenaga kerja industri agro di negara-negara kawasan Karibia, khususnya dalam pengolahan mangga dan pisang.
ADVERTISEMENT
“Politeknik ATI Padang sebagai unit pendidikan vokasi binaan kami dengan spesialisasi industri agro, telah memiliki pengalaman yang luas dalam mengembangkan produk-produk makanan dan minuman yang memiliki nilai tambah tinggi, termasuk produk olahan dari buah. Politeknik ini kembali dipercaya untuk melatih negara-negara di kawasan Karibia pada tahun ini,” jelas Masrokhan.
Sebelumnya, Politeknik ATI Padang telah sukses melatih sebanyak 19 peserta dari 14 negara di kawasan Karibia pada tahun 2023 dan 2024 dalam bidang diversifikasi pengolahan produk kelapa. Pada tahun 2025 ini, Politeknik ATI Padang kembali melatih negara-negara di kawasan Karibia dalam bidang pengolahan mangga dan pisang.
“Pelatihan ini akan diikuti oleh 14 negara kawasan Karibia dengan beberapa topik, yaitu dried mango, mango jelly, smoked banana, dan banana chips yang merupakan produk paling diminati pembeli,” jelas Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan Vokasi Industri (PPPVI) Wulan Aprilianti Permatasari.
ADVERTISEMENT
Dalam pelaksanaannya, pelatihan ini dibiayai oleh NAM CSSTC sebagai organisasi antar pemerintah yang memiliki peran penting dalam menyelenggarakan berbagai agenda internasional dengan tujuan untuk pembangunan berkelanjutan. “Program ini merupakan bagian dari komitmen kami yang lebih luas untuk berbagi pengetahuan praktis dan membangun jembatan antara negara-negara di belahan dunia selatan,” ujar Direktur NAM CSSTC, Diar Nurbintoro.
Berdasarkan laporan dari Kemlu, ada sekitar 275 peserta yang akan terlibat mengikuti pelatihan, dan mereka dari 553 orang yang terseleksi mendaftar pelatihan tahun ini. Para peserta ini merupakan pelaku industri di negara-negara kawasan Karibia, antara lain negara St. Lucia, Guyana, Antigua, Barbados, Bahamas, Belize, Cuba, Grenada, Jamaica, St.Kitt and Nevis, St. Vincent and Grenadines, Tobago, Trinidad, serta Suriname.
ADVERTISEMENT