Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Menperin Sebut Industri Butuh 682 Ribu Tenaga Kerja per Tahun
8 Oktober 2024 20:15 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Menteri Perindustrian (Menperin ) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan industri membutuhkan tenaga kerja hingga 682 ribu per tahun. Menurutnya, diperlukan berbagai upaya untuk mencapai hal tersebut, salah satunya dengan program pelatihan jangka pendek dengan konsep 3-in-1 (pelatihan, sertifikasi kompetensi, dan penempatan kerja).
ADVERTISEMENT
“Untuk itu, diperlukan terobosan-terobosan strategi, kerja sama, maupun dukungan yang sinergis dan kuat dari para stakeholders. Inilah yang harus dikelola dan ditingkatkan terus oleh BPSDMI, karena keberadaan pendidikan dan pelatihan di BPSDMI adalah untuk industri,” ujar Agus dalam keterangannya, Selasa (8/10).
Dia menjelaskan, pemerintah telah menetapkan visi Indonesia Emas Tahun 2045, dengan target menjadi bagian dari lima kekuatan ekonomi terbesar dunia dan menjadi high income country. Guna mencapai sasaran tersebut, sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu pilar utama yang harus dipenuhi untuk menyambut visi Indonesia Emas 2045.
“Tentunya adalah SDM yang unggul, kompeten, yang bisa menjawab seluruh masalah dan tantangan ke depan,” jelasnya.
Menperin menyebut, Indonesia memiliki peluang besar dalam pengembangan SDM karena sebagai negara dengan populasi terbesar keempat di dunia dan terbesar di ASEAN. Potensi lainnya, Indonesia sedang mengalami bonus demografi dengan jumlah usia muda yang besar, yakni mencapai 67,5 persen dari total penduduk sebesar 281,6 juta jiwa.
ADVERTISEMENT
“Oleh karena itu, Kementerian Perindustrian menyadari betul pentingnya peran SDM dalam mewujudkan industri yang tangguh dan berdaya saing,” ungkapnya.
Agus juga mengatakan, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memperkuat dan mengembangkan program-program pendidikan dan pelatihan vokasi untuk menghasilkan SDM yang kompeten dan berdaya saing global.
Menperin memastikan, perlunya kesesuaian atau link and match antara pendidikan dan pelatihan vokasi dengan kebutuhan dunia usaha industri saat ini. “Penyelenggaraan pendidikan vokasi dan pelatihan vokasi di lingkungan Kemenperin sepenuhnya telah berjalan selaras dan terkoordinasi dengan dunia industri, mulai dari perencanaan kurikulum, pelaksanaan pendidikan dan pelatihan, hingga penempatan kerja dari para lulusan,” paparnya.
Tahun 2024, Kemenperin melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) telah melatih dan memfasilitasi penempatan kerja bagi 21.534 orang (Januari-September 2024). Sementara itu, melalui SMK dan Politeknik Kemenperin juga akan melantik sekitar 5.600 orang lulusan sepanjang tahun ini.
ADVERTISEMENT
Menperin juga memberikan lima tantangan, yaitu meningkatkan kapasitas penyelenggaraan pendidikan baik pada kelas-kelas reguler, pengembangan program studi baru, pengembangan kelas kerja sama dengan industri, penyelenggaraan program studi di luar kampus terutama pada level pendidikan tinggi, dan meningkatkan kapasitas dan pemanfaatan peran dari Pusat Industri Digital (PIDI) 4.0.
“Khusus untuk kerja sama dengan luar negeri, catatannya, selain dengan Jepang, perlu juga untuk menjalin kerja sama dengan perusahaan-perusahaan dari Korea Selatan, China dan Taiwan. Kerja sama itu tidak hanya dengan industrinya saja, tetapi juga dengan kampus-kampus di luar negeri,” imbuhnya.
Kepala BPSDMI Masrokhan menyampaikan, animo generasi muda untuk terjun ke dunia industri cukup tinggi. Pada penerimaan siswa dan mahasiswa baru unit pendidikan Kemenperin tahun 2024, sebanyak 83.738 orang mendaftar ke 13 Politeknik dan Akademi Komunitas Kemenperin serta sembilan SMK Kemenperin.
ADVERTISEMENT
“Dengan kuota yang tersedia sebanyak 6.850 orang, artinya rasio penerimaan pada tahun ini telah mencapai 1:12,2, naik signifikan dari tahun sebelumnya dengan rasio 1:6,” tuturnya.