Mentan Amran Curhat Tambahan Anggaran 2023 dari Sri Mulyani Belum Cair

19 Februari 2024 19:19 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mentan Andi Amran Sulaiman di Lapangan Benteng, Kota Medan, pada Senin (5/2/2024). Foto: Tri Vosa/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Mentan Andi Amran Sulaiman di Lapangan Benteng, Kota Medan, pada Senin (5/2/2024). Foto: Tri Vosa/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman curhat soal Anggaran Belanja Tambahan (ABT) 2023 sebesar Rp 5,83 triliun yang tak cair-cair. Padahal, ia sudah mengajukan anggaran itu ke Menteri Keuangan Sri Mulyani.
ADVERTISEMENT
"Jadi gini, sekarang ABT kemarin itu belum turun. Anggaran biaya tambahan yang 2023 akhir nggak jadi turun," kata Amran kepada awak media di Kemenko PMK, Senin (19/2).
Amran mengaku, saat ini pihaknya tengah melakukan refocusing anggaran yang tidak produktif. Misalnya, mengalihkan anggaran tak produktif untuk membeli benih.
"Sekarang kami lakukan refocusing anggaran-anggaran yang tidak produktif kami alihkan menjadi produktif. Misalnya beli benih karena sekarang sudah mulai turun hujan," ungkapnya.
Tak hanya itu, pihaknya juga akan melakukan refocusing anggaran untuk menambah subsidi pupuk untuk petani. Hal itu sejalan dengan arahan Jokowi untuk menambah anggaran subsidi pupuk sebesar Rp 14 triliun.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman (tengah) didampingi Wakil Menteri Harvick Hasnul Qolbi (kanan) mengikuti rapat kerja bersama Komisi IV DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (13/11). Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Sebelumnya, Amran mengajukan ABT sebesar Rp 5,83 triliun. Adapun, pagu Kementan tahun 2023 baru terserap 63,77 persen atau senilai Rp 9,45 triliun.
ADVERTISEMENT
"Kementan juga sedang mengusulkan anggaran tambahan 2023 Rp 5,83 triliun," ungkap Amran dalam Raker dengan Komisi IV DPR RI, Rabu (8/11/2023).
Tambahan anggaran itu dilakukan untuk meningkatkan produksi padi dan jagung di RI. Melalui penyedia benih alsintan pupuk dan pestisida.
"Untuk percepatan tanam, peningkatan produksi padi, dan jagung melalui penyedia benih alsintan pupuk dan pestisida, optimalisasi lahan rawa dan insentif bagi petugas lapangan," ungkapnya.