Mentan Amran Siapkan 10 Ribu Bibit untuk Tingkatkan Produksi Kedelai

26 April 2025 20:46 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Pertanian Amran Sulaiman  di kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Sabtu (26/4/2025).  Foto: Widya Islamiati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Pertanian Amran Sulaiman di kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Sabtu (26/4/2025). Foto: Widya Islamiati/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman menyiapkan 10 ribu bibit kedelai unggulan. Ini merupakan arahan dari Presiden Prabowo yang menyebutkan produktivitas kedelai Indonesia rendah.
ADVERTISEMENT
Amran mengatakan bibit unggulan ini diharapkan bisa menghasilkan 3 juta ton kedelai per hektare (ha) lahan. Nantinya bibit unggulan itu akan ditanam dengan pengawalan dan sistem baru yang dirancang oleh ahli dari Institut Pertanian Bogor (IPB).
“Kami minta kemarin uji. Bukan uji-coba sih. 10 ribu (bibit) tapi dikawal, dengan benih baru, sistem baru. Ada sistem baru dari IPB. Kemudian ada benih baru. Saya katakan bukan uji-coba 10 ribu. Dan harus produksi, jangan dibawah 3 ton, (harus), 3 ton per hektare. Kalau itu oke, kita massalkan,” kata Amran di kantornya, Sabtu (26/4).
Sebelumnya mengutip Antara, saat melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri Republik Fiji Sitiveni Rabuka saat pertemuan bilateral di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (24/4) lalu, Prabowo menyinggung Indonesia tengah mengembangkan bibit tanaman baru. Tujuannya agar pertanian lebih produktif.
ADVERTISEMENT
Salah satu tanaman yang tengah dikembangkan bibit baru berkualitas ini adalah kedelai. Orang nomor satu di Tanah Air itu menyoroti rendahnya Menurut produktivitas kedelai saat ini yaitu hanya 1–2 ton per hektare.
Kemudian setelah ditemukab jenis bibit baru, produksi kedelai diharapkan bisa mencapai lebih dari 2,5 ton per ha. Sehingga kedelai asal Indonesia bisa bersaing dengan harga pasar global.
"Juga gandum, kami berusaha untuk terus mengembangkan gandum, jenis gandum yang bisa ditanam di Indonesia, yang sangat sulit pada tahun-tahun sebelumnya," tutur Prabowo.