Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Mentan Amran Targetkan Produksi Beras 1,5-2 Juta Ton per Bulan
27 Oktober 2023 16:26 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Menteri Pertanian (Mentan ) Andi Amran Sulaiman menargetkan produksi beras dalam menyambut musim hujan tahun ini bisa mencapai 1,5-2 juta ton per bulan.
ADVERTISEMENT
"Pada hujan turun, kami targetkan kalau bisa minimal bulan ini nanti Oktober 1,5 juta ton, bulan depan minimal 2 juta ton, itu harus dicapai, itu mutlak," kata Amran saat ditemui di Kantor Kementerian Pertanian (Kementan), Jakarta, Jumat (27/10).
Hari ini Kementan menggelar rapat pimpinan (rapim) untuk membuat perencanaan persiapan musim hujan Oktober sampai Maret 2024. Selain beras, Kementerian Pertanian juga fokus pada komoditas pangan strategis lain seperti jagung.
"Jadi kita fokus padi dan jagung. Dua komoditas strategis kita rancang untuk Oktober-Maret. Tidak boleh meleset karena ini persoalan hidup orang banyak," kata Amran.
Untuk mensosialisasikan target produksi beras tersebut, Amran akan mengumpulkan seluruh kepala Dinas Pertanian seluruh Indonesia, baik tingkat kabupaten/kota maupun provinsi pada Senin (30/10) nanti. Kementan akan mendata di mana lahan yang bisa ditanam padi di seluruh Indonesia.
ADVERTISEMENT
Lahan yang sudah siap tanam, kata Amran, akan dibantu dengan penyediaan bibit padi dan jagung.
"Yang tersedia sekarang untuk 50 ribu hektare. Siapa yang cepat tanam, ada bibit kita siapkan. Jadi kita harus kejar awal musim hujan ini kita tak boleh tinggal diam," kata Amran.
Persoalan Produktivitas Padi
Pengamat Pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Khudori sebelumnya memberikan sederet saran kepada Mentan Amran. Salah satu yang menjadi sorotan adalah persoalan produktivitas padi di Indonesia.
“Produksi menurun karena luas panen menurun. Di sisi lain konsumsi terus naik. Akibatnya, surplus produksi tahun juga terus menurun. Pada 2018, surplus beras mencapai 4,37 juta ton, menurun jadi 2,38 juta ton pada 2019, turun lagi jadi 2,13 juta ton pada 2020, dan tinggal 1,3 juta ton di 2021 dan 2022,” ungkap Khudori.
ADVERTISEMENT
Penurunan kapasitas produksi ini berkaitan erat dengan anomali iklim atau cuaca, degradasi kualitas lahan dan air serta kapasitas petani yang tua membuat keberlanjutan produksi menghadapi masalah serius.
Apalagi, kata Khudori, dalam 5 tahun terakhir, ada kecenderungan ketidaktertarikan menanam padi di kalangan petani yang tampak dari dua gejala. Pertama, luas panen padi menurun dari 11,378 juta ha pada 2018 jadi 10, 549 juta ha pada 2022. Dalam 5 tahun luas panen turun 829 ribu ha. Kedua, luas sawah yang ditanami non-padi juga terus naik dari 14.994 hektare pada 2019 jadi 18.311 hektare pada 2021.
“Tanpa banyak disadari, di lahan sawah seluas 7,4 juta hektare saat ini telah berkompetisi aneka tanaman pangan. Yang paling utama tentu padi, jagung, kedelai, dan tebu,” ujar Khudori.
ADVERTISEMENT