Mentan Bakal Bangun Klaster Pangan Berteknologi Setara Jepang dan AS

29 Juni 2024 22:21 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mentan Amran Sulaiman saat menjadi pembicara Executive Course on Strategic Management and Leadership (Cohort) di Gedung Kementerian Pertahanan. Foto: Dok. Kementan
zoom-in-whitePerbesar
Mentan Amran Sulaiman saat menjadi pembicara Executive Course on Strategic Management and Leadership (Cohort) di Gedung Kementerian Pertahanan. Foto: Dok. Kementan
ADVERTISEMENT
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman tengah memaksimalkan penggunaan teknologi di bidang pertanian sebagai satu kunci utama dalam mewujudkan swasembada pangan di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Hal itu ia ungkapkan saat menjadi pembicara Executive Course on Strategic Management and Leadership (Cohort) di Gedung Kementerian Pertahanan pada pekan ini.
Amran menjelaskan, penerapan konsep pertanian modern mampu menekan biaya produksi hingga 50 persen. Bahkan, diyakini juga mampu meningkatkan produksi mencapai 100 persen.
"Kami bangun ini pertanian modern. Apa tujuannya? Menekan biaya produksi 50 persen, meningkatkan produksi 100 persen," ujar Amran.
Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Pertanian Amran Sulaiman meninjau panen raya di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Rabu (27/3/2024). Foto: Rusman/Biro Pers Sekretariat Presiden
Modernisasi pertanian ini pun diharapkan mampu menjadi daya tarik bagi generasi muda untuk menjadi petani. Nantinya, segala kegiatan bertani mulai dari pemberian pupuk, cocok tanam hingga panen tidak lagi manual sehingga akan menjadi lebih efektif dan efisien.
"Itu bisa (menjadi) tombol sehingga generasi muda mau masuk. Kenapa? Karena menggunakan digitalisasi, literasi digital. Ini kita gunakan, kita bertransformasi," lanjut Amran menjelaskan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Amran juga berupaya membangun klaster lumbung pangan di setiap provinsi yang menggunakan teknologi setara dengan negara-negara lain seperti Jepang dan Amerika Serikat.
"Nanti kami bikin klaster 10.000 hektare di Jatim, Jateng, Jabar, tidak ada yang menggunakan manual. Jadi transformasi manual menjadi modern. Semua menggunakan teknologi dan sejajar dengan Jepang, Amerika, untuk cluster itu," tutup Amran.