Mentan Dorong Pengusaha Percepat Peremajaan hingga Hilirisasi Sawit

23 Agustus 2023 12:10 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mentan Syahrul Yasin Limpo saat panen perdana program PSR di Teluk Gelam, OKI, Sumsel.  Foto: Dok Kementan
zoom-in-whitePerbesar
Mentan Syahrul Yasin Limpo saat panen perdana program PSR di Teluk Gelam, OKI, Sumsel. Foto: Dok Kementan
ADVERTISEMENT
Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, mengajak para pelaku perkebunan sawit berupaya melakukan akselerasi program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) hingga hilirisasi melalui perbaikan tata kelola sawit secara berkelanjutan. Menurutnya langkah itu untuk menjaga dan meningkatkan produksi sawit.
ADVERTISEMENT
Apalagi, kata Syahrul, industri sawit berperan penting untuk meningkatkan perekonomian Indonesia.
“Hari ini secara khusus saya mengajak semua pihak yang terlibat untuk ikut dalam memajukan perkebunan sawit secara berkelanjutan melalui program-program pemerintah seperti PSR, pengembangan SDM, sarana dan prasarana,” kata Syahrul saat membuka Rapat Koordinasi Kelapa Sawit se-Provinsi Kalimantan Selatan di Banjarmasin, dikutip pada Rabu (23/8).
Syahrul mengatakan dalam perekonomian makroekonomi Indonesia, industri minyak sawit berperan strategis, antara lain penghasil devisa terbesar, lokomotif perekonomian nasional, kedaulatan energi, pendorong sektor ekonomi kerakyatan, dan penyerapan tenaga kerja.
Syahrul mengungkapkan perkebunan kelapa sawit di Tanah Air berkembang di 26 provinsi di Indonesia. Dua pulau utama sentra perkebunan kelapa sawit di Indonesia adalah Sumatera dan Kalimantan.
ADVERTISEMENT
“Komoditi kelapa sawit adalah komoditi andalan Indonesia yang memiliki prospek hari ini, besok dan ke depan yang makin terbuka makin baik menjadi komoditi yang diminati dunia bahkan berkontribusi pada kehidupan bangsa besok yang lebih baik,” ujar Syahrul.
Syahrul menuturkan pada Rakor Sawit se-Kalsel telah disepakati kalau replanting sawit di Kalsel tahun 2023 akan mencapai 10.000 hektare. Untuk itu, petani sawit yang melakukan replanting juga didorong untuk melakukan pola tanam tumpang sari sawit dengan komoditi lain seperti kacang, umbi-umbian, jagung dan lainnya.
“Artinya tidak boleh ditebang saja, tunggu 2 tahun tapi pemerintah diam, enggak, tapi kita berharap intervensi jagung, atau umbi-umbian, kacang-kacangan bisa mengintervensi sambil menunggu sawit yang sudah di replanting berproduksi sehingga kesejahteraan petani tetap terjaga,” terang Syahrul.
ADVERTISEMENT
Dirjen Perkebunan Kementan, Andi Nur Alamsyah, memastikan pihaknya akan memperbaiki tanaman perkebunan yang telah tua, rusak, dan tidak menghasilkan dengan penggantian tanaman melalui kegiatan peremajaan atau rehabilitasi. Sesuai data statistik perkebunan tahun 2022, tercatat hampir 30 persen dari total luas perkebunan di Indonesia dalam kondisi tua, rusak, dan tidak menghasilkan.
"Sehingga jika kondisi tersebut dibiarkan akan mempengaruhi produksi perkebunan kita bahkan berdampak juga pada penurunan devisa negara,” kata Andi.
Andi mengatakan investasi perkebunan merupakan investasi jangka panjang. Salah satu faktor utama dan paling penting adalah pemilihan benih.
“Bentuk keseriusan tersebut diwujudkan melalui sistem penyediaan, pengawasan dan peredaran benih melalui Bank Benih Perkebunan (BABE BUN),” kata Andi.
Andi mengatakan sistem aplikasi ini akan difokuskan untuk mendukung akselerasi program PSR agar dapat digunakan oleh stakeholder kelapa sawit rakyat. Sehingga mudah mengakses penyediaan dan penggunaan benih palsu dapat diminimalisir, pemasaran atau bisnis benih sawit lebih terbuka atau tidak terjadi monopoli, serta distribusi benih sawit lebih terorganisasi.
ADVERTISEMENT
“Pengembangan kelapa sawit ke depan memiliki konsep yakni “sawit satu” yang dilakukan melalui perbaikan tata kelola kelapa sawit yang memiliki sistem terintegrasi berbasis spasial sehingga perlu kerja inovatif serta kerja kolaboratif dengan berbagai pihak,” tutur Andi.