Mentan: Food Estate Adalah Masa Depan, Ada Ancaman Kelaparan Massal

5 Februari 2024 14:48 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mentan Andi Amran Sulaiman di Lapangan Benteng, Kota Medan, pada Senin (5/2/2024). Foto: Tri Vosa/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Mentan Andi Amran Sulaiman di Lapangan Benteng, Kota Medan, pada Senin (5/2/2024). Foto: Tri Vosa/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Pertanian (Mentan), Amran Sulaiman menilai food estate sebagai masa depan pangan Indonesia. Menurutnya, ada ancaman kelaparan massal bila cadangan pangan tak terjaga.
ADVERTISEMENT
“Food estate itu masa depan bangsa, bukan hari ini. Kalau nanti penduduk kita meledak sampai 500 juta sampai 1 miliar, pangannya dari mana? Tiba tiba negara lain juga butuh setop impor ekspor, kira-kira apa yang terjadi? Kelaparan massal,” kata Amran di Lapangan Benteng, Kota Medan, pada Senin (5/2).
Ia berharap food estate tak dipolitisasi. Sebab menurutnya, ketahanan pangan berpengaruh besar terhadap ketahanan negara.
“Jadi tolong jangan dipolitisasi masalah pangan, ini masalah kita semua, ketahanan pangan identik dengan ketahanan negara ,” kata dia.
“Kalau pangan bermasalah negeri bermasalah, akan terjadi konflik sosial di antara kita,” sambungnya.
Mentan Panen Jagung di Food Estate Gunung Mas. Foto: Dok. Kementan
Food estate belakangan menuai pro kontra. Sebab, sejumlah pihak menilai food estate sebagai proyek gagal. Misalnya cawapres nomor urut 01 dan 03. Yakni Muhaimin Iskandar dan Mahfud MD.
ADVERTISEMENT
Menurut Cak Imin, program ini hanyalah pengulangan program zaman orde baru yang gagal total.
“Solusinya (krisis pangan) mestinya petani dikasih pupuk, malah strateginya mengulangi Orde Baru. Dulu orde baru ada yang namanya, satu juta lahan gambut,” kata Cak Imin saat orasi di depan ulama lintas ormas di Sragen, Jawa Tengah, Senin (5/2).
“Nah, ini (food estate) kalau sukses enggak masalah, ini pun gagal total. Yang ditanam singkong yang tumbuh jagung, panennya di tempat lain, layak masuk rekor MURI itu,” seloroh Cak Imin.
Lainnya, Mahfud yang juga eks Menko Polhukam menilai food estate gagal. “Food estate, saya kira semua orang punya kesan itu gagal, dan saya kira iya (gagal)," kata Mahfud.
ADVERTISEMENT
Mahfud membeberkan mengapa dirinya menilai food estate proyek gagal. "Kenapa? Karena kita sediakan lahan besar tidak dipikirkan bahwa lahan besar dengan modal besar itu harus ada petani. Sementara lahan yang disediakan ndak ada orangnya, siapa yang mau bertani di situ?" jelas Mahfud.

Sekilas Food Estate

Food estate awalnya merupakan respons Presiden Jokowi terhadap ancaman paceklik akibat kekeringan dan pandemi COVID-19 berkepanjangan. Jokowi kemudian mencanangkan program food estate sebagai salah satu Program Strategis Nasional (PSN) 2020-2024.
Program ini meliputi pencetakan ratusan ribu hektare sawah maupun kebun baru yang tersebar di sejumlah wilayah.Dilansir situs setkab.go.id, program food estate dikembangkan di beberapa daerah seperti Sumatera Utara, Kalimantan Tengah, Sumatera Selatan, dan Nusa Tenggara Timur.