Mentan Hadap Jokowi, Siap Recofusing Anggaran Rp 7 T untuk Pompa Atasi El Nino

11 Juni 2024 15:45 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Pertanian Amran Sulaiman di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Jumat (7/6/2024). Foto: Widya Islamiati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Pertanian Amran Sulaiman di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Jumat (7/6/2024). Foto: Widya Islamiati/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Jokowi siang ini memanggil Menteri Pertanian (Mentan), Amran Sulaiman untuk membahas kondisi pangan saat ini. Amran mengatakan, kondisi pangan menjadi perhatian karena El Nino yang masih berlangsung.
ADVERTISEMENT
"Kemudian El Nino belum berakhir tetapi musim kemarau sudah masuk. Beliau tanyakan bagaimana kemarau? Puncaknya nanti kemarau adalah Agustus, September, Oktober kemudian November biasanya sudah ada hujan, 3 bulan inilah sangat kritis karena juga ada El Nino," ujarnya di Istana Negara, Selasa (11/6).
Jokowi, kata Amran, kemudian bertanya apa solusi yang harus dilakukan. Amran mengungkapkan, pihaknya sejak bulan Maret sudah melakukan pompanisasi sebagai solusi cepat.
"Kami laporkan, 'Pak, kami sudah refocusing anggaran untuk beli pompa yang dulunya diperuntukkan untuk bangunan, diperuntukkan untuk sebagian perjalanan dinas, acara seminar, kemudian biaya tak penting dulu kami cabut, kami refocusing kemudian kami belikan benih, pompa, alat mesin pertanian untuk petani. Apa yang dibutuhkan petani sehingga produksi naik'," ungkap Amran.
ADVERTISEMENT
Mendengar solusi yang sudah dilakukan, Jokowi meminta agar dapat diselesaikan dalam waktu singkat untuk menghadapi musim kemarau atau kering ekstrem yang diperkirakan akan terjadi mulai Agustus sampai Oktober 2024.
Amran Sulaiman bersiap dilantik menjadi Menteri Pertanian di Istana Negara, Jakarta, Rabu (25/10/2023). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
"Nah, itu insyaallah kami akan lakukan akselerasi, sekarang realisasi pompa sudah sekitar 70 persen, masih ada 30 persen. Mudah-mudahan ini kalau ini terpasang semua ada 25 ribu pompa. Kalau ini terpasang semua mudah-mudahan bisa memitigasi risiko kekeringan, mudah-mudahan," tuturnya.
Untuk itu, Jokowi memerintahkan Kementan segera menyelesaikan 30 persen dari refocusing anggaran yang belum terserap sebelum Agustus 2024. Amran mengungkapkan, refocusing yang dilakukan sebesar Rp 7 triliun.
"Rp 7 triliun. Jadi semua anggaran yang tidak memberikan dampak signifikan pada produksi padi, jagung, komoditas strategis kita itu kami pindahkan, kami alihkan ke pangan strategis yaitu Rp 7 triliun," ungkapnya.
Indonesia bisa mengalami musim kemarau yang berkepanjangan dan musim hujan yang sangat ekstrem karena fenomena alam bernama El Nino. Foto: Shutterstock
Anggaran 30 persen yang belum terserap nantinya akan difokuskan untuk dipakai di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Lampung, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah.
ADVERTISEMENT
"Kami fokus pada sentra produksi padi dan harus ada air sepanjang tahun, sepanjang musim. Jadi kalau bulan kering seperti Sungai Bengawan Solo di Jawa Timur; Sungai Cimanuk, Sungai Brantas di Jawa Timur, sambungan Bengawan Solo di Jawa Tengah kita pompa airnya karena itu solusi cepat," jelasnya.
"Kalau kita itu pompa kita bisa langsung tanam, tapi kalau cetak sawah itu butuh waktu 1, 2, 3 tahun sementara kita butuh pangan sekarang dan juga negara lain juga shortage. Mereka kekurangan pangan," lanjutnya.
Lebih lanjut, Amran mengungkapkan ada bahasan juga soal akuisisi sumber beras di Kamboja yang akan dilakukan oleh Bulog. Namun, pihaknya masih akan fokus pada pompanisasi.
"Kami fokus dulu, kami fokus menyelesaikan pompanisasi, kemudian kita ekstentifikasi, intensifikasi di dalam negeri. Dulu kita pernah swasembada tiga kali. Tahun 2017, 2019, 2020," pungkasnya.
ADVERTISEMENT