Mentan Lapor ke Jokowi: Panen Raya Padi Sudah Berlangsung di Semua Daerah

17 Februari 2023 18:11 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo pada kegiatan food estate yang berada di Desa Fatuketi, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, Kamis (24/3/2022). Foto: Kementan RI
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo pada kegiatan food estate yang berada di Desa Fatuketi, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, Kamis (24/3/2022). Foto: Kementan RI
ADVERTISEMENT
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo melaporkan ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait panen raya padi yang sudah mulai berlangsung di semua daerah. Panen raya tersebut diharapkan bisa menambah pasokan beras di dalam negeri.
ADVERTISEMENT
"Kapan produktivitas dan panen-panen padi kita, beras kita mencapai puncaknya. Jadi kita laporkan kepada Bapak Presiden bahwa mulai Februari sampai Maret ini proses-proses panen raya sudah berlangsung di semua daerah," kata Syahrul di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (17/2).
Syahrul mengungkapkan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), di Februari sudah ada kurang lebih 1 hektare lahan yang panen. Sementara pada Maret bakal ada 1,9 juta hektare lahan yang akan panen raya.
Syahrul berharap hasil panen raya tersebut nantinya bakal bisa diserap maksimal untuk kepentingan masyarakat.
"Nah oleh karena itu, tadi Bapak Presiden mengatakan, kapan puncak panen, ya di sekitar awal-awal minggu pertama, minggu kedua Maret itu mulai masuk pada puncak-puncak panen yang ada. Dan tentu kita berharap ya serapan-serapan ini bisa secara maksimal dilakukan oleh kepentingan-kepentingan konsumen kita," ujar Syahrul.
ADVERTISEMENT
Syahrul menginginkan harga beras bisa terjangkau karena panen raya sudah berlangsung. Ia menegaskan harga beras tersebut jangan sampai merugikan petani.
"Saya punya urusan ketersediaan, tentu ini akan kembali ke para pelaku perdagangan. Dan ya kita berharap tentu saja harganya tidak boleh terlalu turun juga karena ini berkaitan dengan kepentingan petani, tapi tidak boleh terlalu tinggi juga," tutur Syahrul.
"Inilah yang perlu kita normalisasi atau normatifkan semua pihak untuk semua bisa melakukan," tambahnya.