Mentan: Masalah Beras Bukan soal Impor atau Tidak, Tapi Harganya

6 Desember 2022 17:01 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mentan Syahrul Yasin Limpo saat acara penanaman padi di Desa Beringin Kecamatan Bringin, Kabupaten Deli Serdang, Sabtu (22/10). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Mentan Syahrul Yasin Limpo saat acara penanaman padi di Desa Beringin Kecamatan Bringin, Kabupaten Deli Serdang, Sabtu (22/10). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo buka suara soal wacana importasi beras yang akan dilakukan pemerintah tahun ini. Menurutnya, isu utamanya adalah bukan perkara Indonesia jadi impor atau tidak, melainkan bagaimana pemerintah menekan harga beras yang melonjak.
ADVERTISEMENT
"Kalau saya bicara neraca, sesuai laporan bupati, gubernur, sesuai kondisi lapangan, enggak ada masalah. Yang masalah kan bukan impor atau tidak, tapi kenapa harga ini kita sikapi secara bersama," kata Syahrul saat ditemui di Istana Negara, Rabu (6/12).
Untuk menangani lonjakan harga beras, Syahrul mengatakan dirinya juga akan berkoordinasi dengan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas). Dia melihat kemungkinan adanya permasalahan di perdagangan yang membuat harga beras naik. Selain itu, Syahrul juga menyoroti kenaikan BBM turut mengerek harga beras.
"Cost salah satunya, cost produksi naik, BBM naik, segala macam," tegasnya.
Pedagang beras di PD Pasar Kramat Jati Jaya, Jakarta Timur. Foto: Alfadillah/kumparan
Lebih lanjut, Syahrul menjelaskan dari sisi pasokan beras nasional saat ini, Indonesia akan memasuki puncak musim panen pada April 2023. Namun, untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, ia mengatakan masih ada pasokan dari hasil panen sebelumnya.
ADVERTISEMENT
"Ada bulan-bulan tertentu di mana kita tidak panen maksimal, bukan puncak panen. Desember itu bukan puncak panen sampai nanti Januari Februari akhir. Baru April itu puncak panen, tapi sebelumnya kan masih ada yang tersisa di kita," pungkasnya.
Adapun saat ini, wacana importasi beras semakin kencang menyusul belum terpenuhinya serapan beras di Bulog sebanyak 1,2 juta ton hingga akhir Desember 2022 nanti.