Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Pemerintah mempertimbangkan akan membuka keran impor daging sapi dari Argentina. Hal itu menyusul hasil pertemuan Menteri Pertanian Amran Sulaiman dengan Wakil Presiden Argentina Gabriela Michetti.
ADVERTISEMENT
Amran mengatakan, dalam kunjungan Wakil Presiden Argentina ke Kantor Kementerian Pertanian hari ini, Rabu (8/5), pemerintah Argentina menawarkan untuk mengimpor daging sapi.
"Iya, tadi juga kami ada bicarakan soal daging sapi," kata Amran saat ditemui di Kantor Kementerian Pertanian, Ragunan, Jakarta Selatan, Rabu (8/5).
Menurut Amran, harga daging sapi impor dari Argentina sekitar USD 3 per kilogram (kg). Namun, dia mengatakan masih perlu mempertimbangkan dua hal lain selain harga, yakni jaminan kesehatan daging dan halal.
"Kami sudah sampaikan, yang paling utama adalah kemanan kesehatan daging, apakah dia bebas dari penyakit kuku dan mulut. Lalu, soal halal dan terakhir baru harga. Mereka sanggupi itu," tambahnya.
Menurut Amran, impor sapi dari Argentina ini bisa membuat harga daging impor semakin bersaing. Dengan begitu, diharapkan masyarakat bisa mendapat daging sapi dengan kualitas baik dan harga terjangkau.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian, I Ketut Diarmita mengatakan pihaknya tengah melakukan sejumlah seleksi terhadap daging sapi Argentina.
"Termasuk surveillance, outbreak penyakit, dan wabah penyakit mulut dan kuku (PMK)," tambahnya.
Menurut Ketut, harga daging sapi dengan kualitas medium ini cukup terjangkau dan bisa bersaing dengan daging sapi asal Australia. Pihaknya berupaya agar daging sapi impor tidak dimonopoli oleh satu negara saja.
"Supaya bisa menekan harga dan tidak ada monopoli," jelasnya.
Hingga saat ini, dia mengatakan Indonesia masih belum bisa swasembada daging sapi. Produksi daging sapi dalam negeri masih hanya mampu memenuhi sekitar 67 persen dari seluruh kebutuhan nasional.
"Kalau kita bilang swasembada, sapi betina nanti banyak dipotong," pungkasnya.
ADVERTISEMENT