Mentan Sebut Urus Pertanian Bukan seperti Masak Mi Instan: Food Estate Tak Gagal

5 Februari 2024 15:52 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Pertanian Amran Sulaiman (tengah) didampingi Wakil Menteri Harvick Hasnul Qolbi (kanan) mengikuti rapat kerja bersama Komisi IV DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (13/11). Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Pertanian Amran Sulaiman (tengah) didampingi Wakil Menteri Harvick Hasnul Qolbi (kanan) mengikuti rapat kerja bersama Komisi IV DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (13/11). Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta
ADVERTISEMENT
Menteri Pertanian (Mentan), Amran Sulaiman mengeklaim proyek strategis nasional mengatasi krisis pangan food estate tidak gagal. Menurutnya, sistem pertanian bukan proyek instan. Butuh waktu untuk untuk berproduksi.
ADVERTISEMENT
“Tidak gagal, kan sudah panen,” kata Amran di Lapangan Benteng, Kota Medan, pada Senin (5/2).
“Gini, pertanian tidak seperti mi instan, mau makan hari ini, masak hari ini, jadi,” sambungnya.
Kata Amran, food estate adalah pertanian jangka panjang alias long term. Jadi, proses produksinya pun akan meningkat sering berjalannya waktu.
“Pertanian i, produksi pertamanya lima ton, kemarin 6 ton, itu sudah bagus. Nanti naik 8 ton, 9 ton, gak bisa instan,” kata dia.
“Itu pertanian harus ada penyesuaian, ada tekstur tanah, kontur tanah, dan seterusnya. Ada water management harus kita perbaiki ini butuh tahapan, seperti orang lahir. Lahir, enggak langsung lari,” sambungnya.
Mentan Andi Amran Sulaiman di Lapangan Benteng, Kota Medan, pada Senin (5/2/2024). Foto: Tri Vosa/kumparan
Amran menyayangkan ada sejumlah pihak yang menyebut food estate. Sebab, menurutnya, food estate sedang berproses. Jadi, tak boleh langsung diklaim gagal.
ADVERTISEMENT
“Jadi kalau ada mengatakan gagal itu orang gagal hidup. Coba perhatikan yang selalu mengatakan gagal, petarung, pendekar, pemimpin republik ini tidak boleh mengeluarkan kata kata gagal,” tuturnya.
“Yang ada adalah tertunda dan mulai mencoba, coba,” tegasnya.
Sejumlah pihak memang ada yang mengeklaim food estate sebagai proyek gagal. Misalnya capres dan cawapres 01 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar.
Bagi mereka, food estate bukan solusi ketahanan pangan. Menurutnya program ini justru malah merusak lingkungan.
Mentan Panen Jagung di Food Estate Gunung Mas. Foto: Dok. Kementan
"Food estate singkong yang menguntungkan kroni, merusak lingkungan, dan tidak menghasilkan. Ini harus diubah," kata Anies dalam debat ke-3 capres di Istora Senayan, Minggu (7/11).
Food estate merupakan program pemerintah Presiden Jokowi dalam upaya ketahanan pangan. Program ini merupakan kolaborasi sejumlah kementerian, mulai dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kementerian Pertanian, hingga Kementerian Pertahanan.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain misalnya, cawapres 03 Mahfud MS juga mengkritik food estate. Menurutnya, juga gagal.
“Food estate, saya kira semua orang punya kesan itu gagal, dan saya kira iya (gagal)," kata Mahfud.
Mahfud membeberkan mengapa dirinya menilai food estate proyek gagal.
"Kenapa? Karena kita sediakan lahan besar tidak dipikirkan bahwa lahan besar dengan modal besar itu harus ada petani. Sementara lahan yang disediakan ndak ada orangnya, siapa yang mau bertani di situ?" jelas Mahfud.