Mentan: Vietnam Siap Produksi 1,8 Juta Ton Susu di RI untuk Makan Bergizi Gratis

27 Oktober 2024 15:03 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah siswa mendapatkan susu sapi murni gratis dalam acara uji coba gerakan minum susu di SD Negeri 1 Sudagaran, Banyumas, Jawa Tengah, Senin (5/8/2024). Foto: Idhad Zakaria/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah siswa mendapatkan susu sapi murni gratis dalam acara uji coba gerakan minum susu di SD Negeri 1 Sudagaran, Banyumas, Jawa Tengah, Senin (5/8/2024). Foto: Idhad Zakaria/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menjelaskan investor dari Vietnam siap memasok 1,8 juta ton susu. Nantinya, pasokan susu tersebut akan digunakan untuk persediaan susu gratis guna program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menjadi salah satu program andalan Presiden Prabowo Subianto.
ADVERTISEMENT
“Untuk susu sapi kita mengundang investor dari Vietnam, dia berani produksi susu 1,8 juta, kita impor 3,7 juta, berarti separuh kan. Kami mau kawal,” kata Amran dalam keterangan tertulis seperti dikutip kumparan pada Minggu (27/10).
Dalam catatan kumparan, Amran juga sudah menjajaki kerja sama untuk meningkatkan produktivitas sapi perah dan pedaging dengan TH Group pada Juli lalu.
Investor asal Vietnam tersebut meminta lahan seluas 10.000 hektare untuk mendukung produksi susu dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG). Namun, saat ini baru ada 3.000 hektare lahan yang difungsikan untuk hal tersebut.
Saat ini Bank Tanah juga sedang menyiapkan sisa lahan yang dibutuhkan, namun belum ada detail kapan proses tersebut selesai.
Selain susu, Amran juga bilang kalau Kementerian Pertanian juga menyiapkan program pekarangan bergizi untuk mendukung MBG. Dengan program tersebut, nantinya tiap rumah dapat menyuplai kebutuhan gizi, seperti karbohidrat, protein, vitamin, dan lainnya dari tanaman yang dibudidayakan sendiri.
ADVERTISEMENT
“Program kita ke depan adalah membagikan benih dan bibit unggul. Jadi di pekarangan bisa tanam sayur-sayuran, umbi-umbian, ternak ayam, bebek, lele di pekarangan,” jelas Amran.
Amran yakin dengan program pekarangan bergizi, pergerakan ekonomi di perdesaan dapat berjalan meningkat. Amran memberi contoh kalau pangan yang diproduksi di pekarangan dapat disuplai ke sekolah hingga rumah makan.
“Jangan hanya melihat makanan bergizinya. Lihat apa yang bergerak di sekelilingnya. Sayur-sayuran segar, ayam, telur dapat menyuplai bahan baku di sekelilingnya, sehingga ekonomi bergerak di desa,” ungkap Amran.
Amran juga menyebut kalau pemenuhan kebutuhan protein tidak bisa hanya bergantung pada susu. Beberapa komoditas seperti ayam dan telur juga penting.
“Tubuh ini tidak bisa membedakan mana susu, mana ayam, mana telur, yang dia tahu protein masuk, beres,” jelas Amran.
ADVERTISEMENT